TatarMedia.ID - Di selatan Kota Cimahi, tepatnya di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, terdapat sebuah kampung adat bernama Kampung Adat Cireundeu yang menyimpan kekayaan budaya Sunda dan kepercayaan leluhur Sunda Wiwitan.
Kampung Adat Cireundeu dihuni oleh sekitar 60 kepala keluarga atau 800 jiwa yang mayoritas menghayati Sunda Wiwitan, sebuah kepercayaan asli yang diwariskan secara turun-temurun.
Pada prinsip hidupnya, warga Kampung Adat Cireundeu memegang teguh semboyan “Ngindung ka waktu, mibapa ka zaman, mikukuh kabuhunan, tapi teu katalikung ku kabuhunan”.
Baca Juga: Bukit Gronggong Cirebon: Tempat Nongkrong Malam dengan Pemandangan Spektakuler
Semboyan tersebut berartu masyarakat adat tetap memiliki identitas budaya dan keyakinan, tidak menolak kemajuan zaman, namun juga tidak tergerus oleh perubahan.
Salah satu tradisi yang tetap hidup adalah pemilihan singkong sebagai makanan pokok, menggantikan nasi. Tradisi ini dimulai sejak awal abad ke-20, dan menjadi simbol kemandirian pangan serta ikatan budaya yang kuat terhadap tanah leluhur.
Setiap tahun kampung ini merayakan Tahun Baru Sunda yang disebut Tutup Taun Ngemban Taun, sebuah momentum untuk refleksi diri, membersihkan hati dan jiwa, serta memperbaharui harapan dan resolusi untuk tahun yang akan datang.
Baca Juga: Kampung Buyut Cipageran: Menjelajahi Pesona Budaya Sunda di Cimahi
Pada puncak acara, sesepuh adat memimpin doa bersama, masyarakat membawa hasil bumi sebagai persembahan, dan berlangsung pula pertunjukan seni tradisional serta kegiatan budaya lain yang melibatkan warga dan pengunjung.
Menariknya, tempat ini juga menawarkan pengalaman yang sangat langsung, di mana pengunjung bisa membuat kerajinan dan karya olahan tradisional seperti rasi atau nasi singkong, egroll singkong, mi singkong, cireng keripik, serta belajar angklung buncis dan membuat wayang golek dari daun singkong.
Alam sekitar ikut menjadi bagian dari pengalaman, seperti hiking ke Puncak Salam dan berkunjung ke kebun singkong.
Baca Juga: Kalasenja Cimahi, Wisata Glamping Terbaik dengan Harga Terjangkau
Namun ada aturan adat yang harus dipatuhi, terutama ketika memasuki area sakral seperti hutan adat, pelepas alas kaki dan larangan mengenakan pakaian berwarna merah merupakan bagian dari penghormatan terhadap alam dan tradisi.
Kampung Adat Cireundeu juga mendapat pengakuan formal sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat (KMHA), menunjukkan bahwa pemangku adat dan pemerintah mengakui keberadaan dan pentingnya pelestarian budaya lokal tersebut.
Artikel Terkait
Menikmati Pesona Danau Dora: Surga Tersembunyi di Kebun Raya Cibinong
Enchanting Valley: Tempat Liburan Lengkap dengan Wahana, Kuliner, dan Pertunjukan
5 Langkah Mengasah Skill Baru Tanpa Harus Ikut Kursus Mahal
Bukit Gronggong Cirebon: Tempat Nongkrong Malam dengan Pemandangan Spektakuler
Menikmati Pesona Bukit Cinta Anti Galau, Surga Foto dan Healing di Cirebon
5 Tips Menghadapi Tantangan Bisnis di Masa Krisis dan Resesi
Steffi Zamora Bagikan Kabar Kehamilan, Netizen Langsung Singgung Soal Pernikahan
Umumkan Kehamilan dengan Steffi Zamora, Ini Deretan Mantan Nino Fernandez