TatarMedia.ID - Jalan alternatif Jelegong dirasa cukup vital bagi pengendara untuk menghindari kemacetan sepanjang Simpang Ratu san pusat kota Nayor Cibadak.
Tidak hanya di jam - jam sibuk, nyaris sepanjang waktu kepadatan kendaraan sepanjang pusat kota Cibadak ini terjadi, kawasan pasar dan terminal Cibadak mulai bisa dirasakan lenggang hanya jika malam tiba.
Sehingga bisa dipastikan jika jalan alternatif Jelegong atau biasa juga disebut jalan alternatif Nagrak ini menjadi akses utama bagi pengendara di ruas jalan Sukabumi - Bogor.
Jika dari arah Sukabumi, jalan alternatif Jelegong berada di jalur kanan, masuk di Simpang Nagrak jalan raya Karangtengah, sementara bila dari arah Bogor, jalan alternatif Jelegong berada di kiri jalan tepat setelah jembatan Pamuruyan Cibadak.
Baca Juga: Tak Kalah Indah Dengan Ujunggenteng Karang Gantung Spot Wisata Yang Masih Jarang Terjamah
Jika melewati jalan yang satu ini, pemandangan yang paling menonjol adalah lapak-lapak pedagang kelapa muda yang ditemui nyaris di sepanjang jalan alternatif Jelegong.
Untuk diketahui jejeran pedagang kelapa muda ini masuk ke wilayah Sesa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.
Disepanjang jalur alternatif masuk jalan kabupaten ini ,para pengguna jalan akan banyak melihat hamparan sawah dan pohon mahoni serta
Ada hal unik dari pedagang kelapa muda di ruas jalan ini memiliki keunikan, para pembeli bisa duduk santai di kios bentuknya seperti gerbong memanjang dengan skat skat berukuran 1,5 hingga 2 meter sehingga dipastikan pembeli dapat nyamanan tidak bercampur dengan pembeli lain.
Baca Juga: Sejarah Jalur Kereta Api Bogor - Bandung Beroperasi Sejak Tahun 1884
"Saya sudah berjualan sekitar 10 tahun waktu harga kelapa masih dibawah lima ribu rupiah," ungkap Hendar pedagang kelapa muda asal Kampung Nagrak Hilir.
Hendar menyebut bale-bale ini sengaja dibentuk memanjang dan bersekat untuk menjaga privasi pelanggan serta lebih memberikan kenyamanan tanpa terganggu pelanggan lainnya.
"Kalau lagi ramai Sabtu Minggu, sehari kita bisa jual diatas 50 butir dengan harga 10 ribu perbutir, bila sedang sepi atau cuaca hujan hanya bisa laku antara 10 sampai 20 butir saja," jelasnya.
Untuk lebih menjaga kesegaran kelapa muda yang dijual, rata-rata pedagang di kawasan ini tidak menyetok banyak barang.
"Saya belanja tiap dua hari sekali, kelapa di pemasok warga kampung sekitar Nagrak, paling 50 sampai 60 butir, kita sengaja tak stok kelapa banyak khawatirnya nanti kelapa terlalu lama jadi tidak segar sehingga pembeli kecewa." terangnya.(*)
Artikel Terkait
Agro Wisata Gunung Wayang Sukabumi Recommended Untuk Dikunjungi
Fakta Pantai Minajaya Dahulu Hingga Kapal Perang Negara Malaysia yang Diduga Warga Hendak Menyerang
Sejarah Jalur Kereta Api Bogor - Bandung Beroperasi Sejak Tahun 1884
Masak Mudah Hari Ini : Resep Ayam Woku dari Sulawesi Utara
Wajib Dikunjungi Gedung Opak Ketan Jampang Saat Liburan di Pajampangan
Mahasiswa UIN Gunung Djati Sukses Bisnis Kopi Secara Online
Warung Nasi Legend Sukabumi Lalapan Disini Tak Ditemukan Di Pasaran
Tak Kalah Indah Dengan Ujunggenteng Karang Gantung Spot Wisata Yang Masih Jarang Terjamah
Masuki Jilid Dua Rencana Pembangunan Kereta Gantung di Geopark Ciletuh Sukabumi