TatarMedia.ID - Tauco, bumbu khas Cianjur dengan cita rasa unik dan kaya, ternyata memiliki proses pembuatan yang cukup panjang dan penuh dengan tahapan menarik. Mari kita telusuri bersama!
Seperti yang diketahui, tauco masuk ke daerah Cianjur sejak abad 19 pada tahun 1880, yang dibawa oleh seorang pedagang asal Tiongkok bernama Tan Kei Hian.
Awal sebutan tauco sendiri adalah 'tao tsioe', namun mengalami perubahan pelafalan setelah masuk ke daerah Cianjur.
Baca Juga: Mie Goreng Alun-Alun Bang Dher Citarasa Mie Legendaris Sukabumi
Nah penasarankan bagaimana proses pembuatannya? Simak berikut ini.
Persiapan biji kedelai berkualitas. Setelah itu selanjutnya proses penjemuran di bawah sinar matahari.
Proses penjemuran dilakukan kurang lebih satu minggu, sampai kedelai benar-benar kering. Setelah itu, kedelai dimasukkan pada mesin pengiling.
Dalam proses ini kedelai digiling dengan mesin dan memakan waktu dua jam. Kemudian, masuk pada proses perebusan selama lima sampai enam jam. Usai direbus, lanjut peyeman di dalam ruangan dengan suhu tertentu.
Baca Juga: Mengenal Situs Ciburuy, Warisan Leluhur Sunda yang Penuh Misteri
Setelah jamur dari kedelai keluar, kemudian dimasukan ke dalam gentong. Di dalam gentong dilakukan proses asinan yaitu mencampurkan kedelai dengan air garam.
Jika kedelai telah melewati proses penjemuran selama satu bulan, maka dapat dipastikan sudah setengah jadi.
Part paling penting dalam pembuatan tauco adalah proses fermentasi. Pada tahap ini, mikroorganisme seperti bakteri asam laktat akan mengubah karbohidrat dalam kedelai menjadi asam laktat.
Baca Juga: Memahami Makna Tiga Pilar Budaya Cianjur: Ngaos, Mamaos, dan Maenpo
Asam laktat inilah yang memberikan rasa asam khas pada tauco. Selain itu, proses fermentasi juga menghasilkan berbagai senyawa aroma dan rasa lain yang membuat tauco menjadi unik.