“Masyarakat Banyuwangi sejak kecil sudah akrab dengan kesenian. Alam yang indah seperti Kawah Ijen, laut, dan hutan menjadi inspirasi tak habis-habisnya bagi para seniman untuk berkarya,” jelasnya.
Meningkatkan Potensi Seni Melalui Kolaborasi
Untuk mengembangkan seni sebagai industri, Pemkab Banyuwangi menggandeng berbagai pihak. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan Banyuwangi Festival, yang melibatkan sekitar 80 persen seniman lokal.
Gelaran ini tidak hanya mendukung pelestarian budaya, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Misalnya, event Gandrung Sewu berhasil mencatat perputaran uang hingga Rp 7,5 miliar.
Dwi Marhen Yono dari Kementerian Pariwisata RI menyebutkan bahwa Banyuwangi memiliki semua elemen yang dicari wisatawan, mulai dari seni budaya, kuliner, hingga keindahan alam. “Banyuwangi sangat berpotensi menjadi destinasi utama wisata berbasis budaya.
Baca Juga: Mau Kaya dari Online Shop? Coba 5 Strategi Ini di Akun Marketplace yang Dimiliki!
Dengan pengelolaan yang baik, seni dapat hidup dan sekaligus menghidupi para pelakunya,” katanya.
Imam Maskun, salah satu seniman Banyuwangi, juga menyoroti pentingnya inovasi dan teknologi dalam berkarya.
“Seniman Banyuwangi selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ini yang membuat seni rupa di Banyuwangi tetap kokoh hingga kini,” ujarnya.
Acara tersebut juga diisi dengan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti barong Oseng, mocoan lontar Yusup, serta penampilan maestro gandrung Temu Misti.
Baca Juga: Mengenal Warisan Budaya Seni Pertunjukan Wayang Golek Sunda yang Memukau
Sebagai penutup, dilakukan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan tiga tahun Hari Seni Rupa Banyuwangi.