TatarMedia.ID - DeepSeek AI yang hadir sebagai pesaing ChatGPT, mulai menunjukan kekurangannya. Seperti yang diketahui, aplikasi tersebut memang selalu disanjung banyak orang.
Selain itu, bahkan tak sedikit pula para investor ChatGPT beralih ke DeepSeek AI. Meski miliki keunggulan paket langganan lebih terjangkau, namun kekurangannya masih harus dipertimbangkan.
Nah penasarankan apa saja kekurangan dari DeepSeek AI tersebut? Yuk simak terus artikel kami di bawah ini sampai selesai.
Baca Juga: DeepSeek AI Viral Jadi Sorotan, Ternyata Ini Pendiri dan Pemiliknya
Pertama, khawatir akan privasi data. Pasalnya, data pengguna disimpan di server lokal China, sehingga menimbulkan kecemasan apalagi penggunaan yang berasal dari negara dengan regulasi privasi ketat.
Kedua, DeepSeek AI ini merupakan produk asal China, di mana harus selalu mematuhi regulasi ketat pemerintah terkait sensor informasi.
Masalah ini bisa membatasi fleksibilitas chatbot dalam membahas topik-topik tertentu, terutama hal-hal sensitif.
Baca Juga: Pemanfaatan AI dalam Karya Jurnalistik Resmi Diterbitkan Dewan Pers
Kekurangan ketiga yaitu halusinasi AI. Sehingga setiap jawaban yang diberikannya tidak sepenuhnya benar dan akurat. Hal ini tentu membuat pengguna harus mencari lebih dalam lagi.
Keempat, terdapatnya keterbatasan akses pada beberapa fitur. Beberapa fitur aplikasi ini mungkin tidak dapat diakses di negara tertentu akibat perbedaan regulasi lokal.
Tentu saja, deretan kekurangan DeepSeek AI ini menjadi masalah yang serius terutama terkait privasi dan sensor. Alexander Wang, CEO Scale AI, mengatakan bahwa aplikasi ini adalah 'alarm besar' bagi teknologi Amerika.
Baca Juga: Sekolah Jurnalisme Indonesia, Wartawan Berkompetisi dengan AI
Maksud dari pernyataannya yaitu meskipun DeepSeek memiliki sejumlah inovasi yang menarik, masalah dalam privasi pengguna harus segera diselesaikan.