TatarMedia.ID - Ruangan kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puncak Tugu, di Kampung Puncak Tugu, Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ambruk pada Senin 14 Oktober 2024 lalu.
Dampak dari ambruknya ruang kelas, sejumlah pelajar terpaksa ikuti kegiatan belajar mengajar secara bergiliran.
Kepala SDN Puncak Tugu, Dedi Setiadi mengatakan, gedung sekolah tersebut, dibangun pada pada tahun 2011, sebagaian bangunannya terbuat dari material berbahan kayu dan atap genteng.
Baca Juga: Inilah Nama-nama Menteri Susunan Kabinet Merah Putih Pemerintahan Prabowo - Gibran
Menurut Desi, sejak seminggu sebelum kejadian, bagian atap bangunan kelas terlihat alami keropos dan terancam ambruk.
"Bahan bangunannya sudah lapuk berpotensi rubuh, sehingga seminggu sebelum ambruk, saya sudah pindahkan anak-anak untuk tidak menempati ruangan kelas.
"Pada hari Senin (14/10) pukul 05.30 WIB atap kelas ambruk akibat kayu-kayu keropos dimakan rayap dan usia yang cukup tua. Pada hari kejadian tidak ada siswa dan guru berada di tempat.
Baca Juga: Tebing Ambruk Timpa Pekerja Coffee Shop di Kintamani Bali 1 Korban Meninggal Dunia
"Barang barang juga sudah dievakuasi, buku-buku ditempatkan ke ruangan yang lebih aman di ruang kelas 2," jelas Dedi Setiadi kepada awak media, Senin (22/10).
Selain bahan bangunan keropos termakan usia, hujan dan cuaca buruk dalam sepekan terakhir menjadi penyebab atap sekolah ambruk.
"Yang ambruk ini kelas 3, penyebabnya adalah bahan bangunannya sudah keropos dan hujan besar karena tidak kuat menahan beban genting yang sangat berat, maka kelas 3 ini ambruk," jelasnya lagi.
Baca Juga: Bangunan Gudang di Bogor Ambruk 2 Korban Jiwa 4 Luka-luka
Jumlah siswa yang sebelumnya menempati ruangan kelas 3 sebanyak 28 orang dan sementara ini proses belajar mengajar terpaksa gunakan kelas lain.
"Proses belajar sekarang untuk sementara kelas 3 ditempatkan dikelas 2, dan untuk kelas 1 dan kelas 2, dibagi waktu belajar. Kelas 1 bagian pagi, kelas 2 bagian Siang," tutur Kepala Sekolah.