viral-terkini

Sebelum Jatuh dari Gedung, Ibu Mahasiswa Universitas Udayana Sempat Merasakan Firasat Buruk

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 19:10 WIB
pernyataan ibu korban universitas Udayana (puspita )

TatarMedia.ID - Pada Rabu pagi, 15 Oktober 2025, tragedi menimpa seorang mahasiswa di lingkungan kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana (FISIP Unud).

Mahasiswa bernama “TAS” (22) dilaporkan jatuh dari gedung Universitas Udayana, dan meninggal dunia. Kasus ini kemudian menguak sejumlah fakta yang menyita perhatian, termasuk firasat yang dirasakan oleh ibu korban.

Menurut keterangan pihak kepolisian, ibu dari mahasiswa Universitas Udayana tersebut sempat merasakan firasat buruk. Dari pengakuannya, anaknya menunjukkan perubahan perilaku yang cukup menonjol.

"Ada perubahan perilaku, di mana terkadang anaknya bersikap aneh, bahkan pernah jalan kaki ke kampus sendiri sehingga saksi [ibu korban] datang ke Bali untuk menemani korban selama kuliah di Bali," ungkap Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Sukadi, dalam keterangannya.

Baca Juga: Kabar Gembira! Ancol Gelar Rangkaian Event Edukatif dan Spektakuler Jelang Akhir Tahun

Tak hanya perubahan perilaku, ternyata TAS memiliki riwayat masalah kesehatan mental. Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, mengungkap bahwa sejak SMP korban telah memperoleh penanganan medis melalui konselor.
Saat di SMA dan kemudian memasuki Unud, korban menolak untuk melanjutkan terapi. “Kami tidak mengetahui penyebabnya, tetapi itu yang terjadi,” ujar Anom.

Saksi berinisial MAW (48) mendengar suara sesuatu jatuh sekitar pukul 09.00 WITA. Ia mendapati korban tergeletak di halaman depan lobi gedung kampus. Korban segera dibawa ke RSUP Prof. Dr. I G Ngoerah menggunakan kendaraan dinas dekan.

Ada kabar yang menyebut bahwa perundungan atau bullying menjadi penyebab kejadian ini. Namun, pihak kampus membantah dugaan tersebut.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Bullying dan Tekanan Teman Sebaya

Anom menegaskan bahwa tidak ada tindakan bullying yang menyebabkan korban meninggal. “Itu [bullying] terjadi setelah jatuh,” jelasnya.
Pihak Unud melalui Ketua Unit Komunikasi Publik, Ni Nyoman Dewi Pascarani, juga mengonfirmasi bahwa berbagai komentar negatif di media sosial muncul setelah peristiwa meninggalnya korban.

Universitas Udayana mengutuk keras segala bentuk kekerasan verbal, perundungan maupun komentar tidak empatik, baik dalam dunia nyata maupun di ruang digital.

Unud juga menyatakan akan mengambil langkah tegas terhadap mahasiswa yang terlibat, dan memperkuat sosialisasi tentang etika komunikasi publik dan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Menjadi Mahasiswa Aktif: 3 Tips Ikut Organisasi Tanpa Kehilangan Fokus Kuliah

Tags

Terkini

5 Cara Mengisi Natal dengan Kegiatan Positif dan Berbagi

Selasa, 16 Desember 2025 | 19:10 WIB