Jejak Sejarah Bangunan
Tahun 1918: Awalnya adalah rumah milik seorang wanita pribumi bernama Jasitem, yang kemudian menikah dengan seorang Belanda bernama Tuan Tersana.
1921: Dirombak menjadi bangunan semi permanen.
Baca Juga: Sangkan Resort Aqua Park, Tempat Liburan Keluarga Terpadu di Kuningan
1930: Jadi tempat tinggal permanen milik Belanda bernama Van Os.
1935: Disewa oleh Teo Huitker dan dijadikan hotel bernama Rustoord.
Masa pendudukan Jepang: hotel tersebut menjadi tempat menginap tentara Jepang dengan nama Hotel Hokay Ryoken.
1946 (setelah proklamasi): Berganti nama menjadi Hotel Merdeka, dan kemudian menjadi lokasi perundingan Linggarjati.
Setelah perundingan, gedung kembali berfungsi sebagai penginapan saat Agresi Militer Belanda II. Kemudian, dari tahun 1950 sampai 1975, gedung digunakan sebagai sekolah rakyat. Pada 1976, pengelolaan diserahkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sayangnya, setelah masa-masa itu, gedung sempat terbengkalai. Banyak barang bersejarah hilang atau dirusak, beberapa replika dipasang untuk menggantikan benda yang hilang. Barang asli yang masih ada antara lain guci, kursi, meja, bahkan piano.
Baca Juga: Curug Ngelay Kuningan, Keindahan Tersembunyi dengan Pesona Air yang Menggoda
Artikel Terkait
Wisata Batu Luhur, Surga Alam di Ketinggian Kabupaten Kuningan
Atlantis Water Adventure: Wahana Air Terbesar dan Terpopuler di Jakarta
5 Tips Berkebun di Lahan Sempit: Tetap Hijau Meski Ruangan Terbatas!
Profil Helwa Bachmid, Model yang Terjerat Kontroversi Pernikahan Siri dengan Habib Bahar
Ammar Zoni Bersumpah untuk Akan Tobat di Tengah Kasus Narkoba yang Berulang
Baskara Mahendra Ungkap Alasan Mengejutkan Jadi Vegetarian
Siapa Mayjen TNI Agustinus Purboyo? Sosok Jenderal Baru Komandan Seskoad