Menulusuri Gedung Perundingan Linggarjati, Saksi Bisu Diplomasi Kemerdekaan Indonesia

Photo Author
- Senin, 17 November 2025 | 19:05 WIB
 Gedung Perundingan Linggarjati (puspita)
Gedung Perundingan Linggarjati (puspita)

Jejak Sejarah Bangunan

Tahun 1918: Awalnya adalah rumah milik seorang wanita pribumi bernama Jasitem, yang kemudian menikah dengan seorang Belanda bernama Tuan Tersana.

1921: Dirombak menjadi bangunan semi permanen.

Baca Juga: Sangkan Resort Aqua Park, Tempat Liburan Keluarga Terpadu di Kuningan

1930: Jadi tempat tinggal permanen milik Belanda bernama Van Os.

1935: Disewa oleh Teo Huitker dan dijadikan hotel bernama Rustoord.

Masa pendudukan Jepang: hotel tersebut menjadi tempat menginap tentara Jepang dengan nama Hotel Hokay Ryoken.

1946 (setelah proklamasi): Berganti nama menjadi Hotel Merdeka, dan kemudian menjadi lokasi perundingan Linggarjati.

Setelah perundingan, gedung kembali berfungsi sebagai penginapan saat Agresi Militer Belanda II. Kemudian, dari tahun 1950 sampai 1975, gedung digunakan sebagai sekolah rakyat. Pada 1976, pengelolaan diserahkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sayangnya, setelah masa-masa itu, gedung sempat terbengkalai. Banyak barang bersejarah hilang atau dirusak, beberapa replika dipasang untuk menggantikan benda yang hilang. Barang asli yang masih ada antara lain guci, kursi, meja, bahkan piano.

Baca Juga: Curug Ngelay Kuningan, Keindahan Tersembunyi dengan Pesona Air yang Menggoda

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Aldi K

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

7 Ide Cemilan Natal yang Mudah Dibuat Bersama Anak

Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:00 WIB

Trend Liburan Nataru 2025: Staycation atau Road Trip?

Kamis, 11 Desember 2025 | 06:00 WIB
X