TatarMedia.ID - Berbagai olahan makanan ringan semenjak dahulu memang seringkali dijajakan oleh para pedagang karena peminat jajanan makanan ringan sangat digemari.
Ketan Bakar merupakan salah satu makanan ringan yang bertahan dari ribuan variasi jajanan makanan ringan kekinian.
Ketan Bakar sendiri merupakan makanan ringan yang sudah ada dari jaman dahulu, semenjak jaman nenek dan kakek kita saja, makanan ringan ini sudah dijajakan para penjual terutama di wilayah yang ramai lalu lalang orang seperti Terminal, Balaikota dan Alun-alun Kota atau Kabupaten.
Salah satunya adalah penjual Ketan bakar yang biasa menjajakan dagangannya di depan Gedung Pendopo Kabupaten Sukabumi, lokasi tepatnya di seberang Masjid Agung Kota Sukabumi.
Baca Juga: Kopi Pontis Sajikan Suasana Minum Kopi di Alam Terbuka, Cocok Bersama Keluarga dan Anak
Kusnadi (58) yang merupakan warga Kampung Ciherang, Margaluyu, Sagaranten, Sukabumi ini mengakui sudah 18 tahun menjalani usaha Ketan Bakar.
"(Jualan) ketika harga 3 ketan masih 10 ribu, kalau sekarang seiring melonjaknya harga bahan dasar, saya jual satu ketan seharga 5 ribu dicampur dengan bumbu oncom dan serundeng kelapa," ujar Kusnadi kepada TatarMedia.ID.
Jauh sebelum menjalankan usaha tersebut sendiri, Kusnadi sempat ikut dengan pemilik usaha Ketan Bakar.
"Sebelum usaha sendiri, saya awal mulai kerja di bos Nyompong (daerah di Sukabumi) dulu selama 4 tahun di Almarhum Ali Pudin, lalu inisiatif ingin jualan sendiri, pikulan dan tanggungan juga saya bikin sendiri, saya usaha punya prinsip biar laku sedikit tapi banyak langganan, maka dari itu saya membuat ketan sendiri," lanjut Kusnadi.
Menurut Kusnadi, saat ini dirinya dapat memproduksi ketan kurang lebih 120 buah per hari yang dia jual per satuannya seharga 5000 rupiah.
Artinya jika terjual seluruhnya Kusnadi dapat menghasilkan sekitar 600.000 rupiah dalam sehari atau sekitar 18 juta dalam sebulan, namun hal tersebut tergantung pada ramai atau tidak penjualannya.
"Kondisi usaha saat ini bila membuat ketan itu hanya 8 liter, setelah di masak bisa menjadi 120 buah ketan," papar Kusnadi.