TatarMedia.ID - Saepuloh kakek 65 tahun masih tetap menggunakan kompor minyak tanah meski BBM itu saat ini menjadi barang mahal dan tergolong langka.
Saepuloh merupakan pedagang Kupat (Ketupat) Sayur yang selama 54 tahun konsisten menggunakan minyak tanah untuk berjualan.
Selidik punya selidik, Saepuloh atau biasa akrab disapa Abah Kupat merupakan generasi ketiga dari Pedagang Kupat Sayur yang sejak tahun 1970 berjualan disekitar pertigaan Cibaraja tepat di seberang Rumah Sakit Betha Medika atau tepatnya Jalan Raya Cibaraja, Desa Cibolang Kaler, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Sop H Mamad Kuliner Tertua di Cibadak Buka Sejak 64 Tahun Lalu
Abah Kupat kepada TatarMedia.ID mengaku melanjutkan usaha turun temurun dari Bapak dan Kakeknya yakni Pak Tamin yang telah melegenda sebagai pedagang Ketupat termaknyos di kawasan itu.
"Pak Tamin adalah orang tua Saya, sejak dulu jualan itu di Simpangan Cibaraja lalu pindah ke lokasi ini sekitar tahun 1995," ungkap Abah Kupat.
Lebih jauh menurut Abah Kupat, sebagian warga sekitaran Cisaat menyebut Kupat Sayur yang dia jual dengan sebutan Doclang.
Baca Juga: Peluang Usaha Jual Kopi Gelas Plastik Penghasilan di Atas Gaji UMR 9 Juta Perbulan
"Ada juga yang menyebut Kupat Sayur Doclang, penamaan itu orang tua saya juga tidak tahu siapa yang mulai awal ceritanya, namun tidak jadi masalah sih," ujar Kakek yang memiliki 5 anak ini.
Salah satu cirikhas Kupat Sayur Pak Tamin yang diturunkan ke Cucunya ini adalah cara pengolahan kuah sayur dalam Buleng yang masih menggunakan kompor minyak tanah.
Proses penyajian Kupat Sayur selalu disajikan dalam kondisi hangat, kuah sayur labu siam (gamas/waluh) dicampur tetelan daging, dan tempe selanjutnya disiram ke Ketupat dan tidak lupa toping bawang goreng dan kerupuk.
Baca Juga: Mahasiswa UIN Gunung Djati Sukses Bisnis Kopi Secara Online
Cirikhas lainnya, Abah memproduksi Ketupat sendiri yang digodok menggunakan suluh (kayu bakar).
Untuk kebutuhan Ketupat saya buat sendiri jadi tidak membeli dari pasar, proses pengolahan menggunakan kayu bakar," tutur Abah.
Artikel Terkait
Mahasiswa UIN Gunung Djati Sukses Bisnis Kopi Secara Online
Warung Nasi Legend Sukabumi Lalapan Disini Tak Ditemukan Di Pasaran
Masuki Jilid Dua Rencana Pembangunan Kereta Gantung di Geopark Ciletuh Sukabumi
Penasaran Gerbong Bale-bale Ciri Khas Jalan Alternatif Jelegong Nagrak
Sop H Mamad Kuliner Tertua di Cibadak Buka Sejak 64 Tahun Lalu
Peluang Usaha Jual Kopi Gelas Plastik Penghasilan di Atas Gaji UMR 9 Juta Perbulan