TatarMedia.ID - Pernahkah Anda mengalami sensasi terjebak dalam tubuh sendiri saat tidur?
Tubuh terasa berat, tidak bisa bergerak, bahkan terkadang disertai halusinasi. Fenomena ini dikenal sebagai ketindihan atau sleep paralysis.
Ketindihan adalah kondisi di mana seseorang terbangun dari tidur, tetapi tidak dapat menggerakkan tubuhnya.
Baca Juga: Refreshing di Alam, 5 Alasan Kenapa Kamu Harus Kunjungi Grojokan Dhuwur
Otak sudah dalam keadaan sadar, namun tubuh masih dalam mode tidur. Kondisi ini biasanya berlangsung beberapa detik, hingga beberapa menit.
Penyebab pasti ketindihan belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan kondisi ini adalah gangguan pola tidur.
Kurang tidur, jadwal tidur yang tidak teratur, atau gangguan tidur lainnya dapat meningkatkan risiko ketindihan.
Selain itu, kondisi emosional yang tidak stabil seperti stres dan kecemasan juga dapat memicu terjadinya sleep paralysis.
Tak terlewatkan, beberapa jenis obat seperti antidepresan pun dapat meningkatkan risiko ketindihan.
Selain tidak bisa bergerak, gejala sleep paralysis yang sering dialami antara lain sensasi beban berat di dada atau tubuh, halusinasi seperti melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang tidak nyata, serta kecemasan yang intens.
Baca Juga: Buku dan Sembako, Upaya GLN Gareulis Jabar Bantu Korban Banjir Bangkit
Menurut Jalal dan Vilayanur Ramachandran (2014) dalam jurnal Medical Hypotheses, objek menyeramkan itu juga sebenarnya halusinasi yang merupakan hasil kerja otak untuk menghilangkan kebingungan atau gangguan dalam area otak yang berfungsi menyimpan peta syaraf tubuh, atau yang dikenal dengan Lobus Parietalis yang terletak di otak bagian atas, dekat ubun-ubun.
Tak hanya itu, studi terbitan jurnal Clinical Psychological Science juga menyebutkan, bahwa sensasi kewalahan dan panik dari rentetan pengalaman sensoris tersebut cenderung membuat seseorang merasa makin tertekan.