Fenomena Penampakan Kuyang di Cileungsi, Ungkap Realitas dan Imajinasi dalam Sorotan Film 'Kuyang The Movie'

Namun, fenomena menarik juga muncul seiring dengan ketertarikan ini, yaitu stigma terkait video penampakan hantu di media sosial.

Meskipun netizen tergila-gila dengan cerita seram di layar lebar, mereka cenderung bereaksi berbeda ketika dihadapkan pada video penampakan hantu di platform-platform seperti YouTube atau Instagram.

Baca Juga: Bunker Waluran Bukti Pendudukan Jepang di Sukabumi Pada Perang Dunia 2

Fenomena terkait video misterius yang menampilkan bayangan hitam yang diduga sebagai Kuyang di Cileungsi menyebar luas di media sosial.

Fenomena Penampakan Kuyang di Cileungsi

Diunggah oleh akun TikTok @themonkdoank dan dibahas di akun base X @convomf, video itu viral dan memicu berbagai reaksi netizen, sebagian di antaranya menghubungkannya dengan film 'Kuyang The Movie'.

Dari video penampakan yang beredar, banyak yang meragukannya.

Salah satu penyebabnya mungkin adalah ketidakpastian yang terkait dengan keaslian video tersebut.

Di tengah maraknya teknologi dan aplikasi pengeditan video, netizen menjadi skeptis terhadap kebenaran video penampakan hantu yang mereka saksikan.

Beberapa di antara mereka merasa bahwa video tersebut hanyalah trik atau kebohongan semata.

Baca Juga: Selalu Ramai, Warung Nasi Seafood Salma Agus Laut di Cipanengah Sukabumi Sediakan Beragam Olahan Ikan Laut dengan Harga Murah Meriah

Di sisi lain, ada juga netizen yang mengalami ketidaknyamanan dan ketakutan yang mendalam saat melihat video penampakan hantu.

Ini mungkin disebabkan oleh ketertarikan mereka pada film horor yang sebenarnya merupakan bentuk hiburan terkendali, berbeda dengan video yang muncul secara tiba-tiba di tengah alur media sosial.

Sebenarnya, paranormal maupun ahli supranatural sering membahas fenomena semacam ini, menurut kajian jurnal dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kuyang dianggap sebagai mitos, dengan penekanan pada konstruksi sosial dan keberadaan hantu dalam imajinasi manusia.

Bagaimanapun, fenomena ini menunjukkan betapa kompleksnya psikologi netizen dalam mengonsumsi konten horor di dunia digital.