TatarMedia.ID - Muktamar ke‑10 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diwarnai suasana panas. Saat Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, menyampaikan sambutan pembukaan, kericuhan pecah dan kursi terbang ke arah panggung.
Kerusuhan dipicu ketika Mardiono secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Umum definitif PPP untuk periode 2025–2030. Beberapa peserta muktamar melempar kursi ke arah panggung setelah proses aklamasi diumumkan.
Dalam rekaman video Muktamar PPP yang tersebar di media sosial, teriakan saling tumpang-tindih terdengar saat suasana makin memanas.
Baca Juga: Mengenal Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional yang Ternyata Seorang Ahli Serangga
Menurut keterangan Mardiono, ada kader yang mengalami cedera pada bagian kepala, bibir, dan bagian lain dari tubuhnya.
“Ada beberapa kader kami yang mengalami cedera di bagian kepala, kemudian di bagian bibir, dan lain sebagainya. Tentu ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum,” kata Mardiono.
Mardiono mengecam tindakan kekerasan itu. Ia menyebut bahwa forum muktamar seharusnya menjadi ruang musyawarah tertinggi partai, bukan arena kericuhan.
Ia mengindikasikan bahwa sudah muncul gelagat bahwa ada kelompok yang hendak memaksakan kehendak di dalam muktamar.
Baca Juga: Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, Badan Gizi Nasional Bentuk Tim Investigasi Khusus
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa pihaknya memiliki rekaman CCTV yang akan diserahkan ke polisi sebagai bukti untuk penyelidikan.
“Ada CCTV, nanti polisi akan melakukan penyelidikan,” ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Sidang Muktamar, Amir Usmara, menyatakan bahwa keputusan aklamasi sudah sah sebelum kerusuhan terjadi. Keributan baru berlangsung setelah palu aklamasi diketuk.
"Keributan berlangsung setelah palu aklamasi diketuk. Jadi secara formal Muktamar sudah memutuskan,” ujarnya.
Meski kericuhan terjadi, PPP tetap melanjutkan rangkaian agenda muktamar sesuai jadwal, termasuk pembentukan tim formatur dan pelaksanaan bimbingan teknis.