Pasca Prahara di Geopark Ciletuh, Telusuri Pulau Mandra Pulau Manuk dan Kisah Horor Pulau Kunti

Photo Author
- Minggu, 16 Februari 2025 | 16:03 WIB
Foto Bencana Banjir di Kawasan Ciemas Geopark Ciletuh Desember 2024
Foto Bencana Banjir di Kawasan Ciemas Geopark Ciletuh Desember 2024

TatarMedia.ID - "Waktu musim liburan akhir tahun 2024 kemarin, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Geopark terdata hanya 320 orang dalam sebulan,"

"Kondisi ini adalah yang terparah, bahkan lebih buruk di waktu zaman Covid," ungkap Piat Supriatna, anggota Balawista (lifeguard/ penjaga pantai) di kawasan Taman Bumi UNESCO Geopark Ciletuh, Sukabumi.

Perbincangan dengan Piat dilakukan di tengah lautan, saat mengantar rombongan wisatawan yang akan berlibur ke Pasir Putih Pulau Kunti di kawasan Taman Bumi Geopark Ciletuh.

Baca Juga: Curug Sodong Geopark Ciletuh, Destinasi Wisata Andalan Sukabumi Favorit Wisatawan Jabodetabek dan Bandung

Yang menjadi pemicu sepinya kunjungan wisatawan, ungkap Piat, adalah kejadian bencana alam yang terjadi pada awal Desember 2024 silam.

Kondisi kawasan Geopark pasca prahara bencana (Dian)

"Penyebabnya bencana, wisatawan pada takut untuk datang ke sini, dan memang beberapa akses jalan menuju Geopark juga banyak yang terdampak," kata Piat sambil memandu wisatawan di atas perahunya.

Diperlukan waktu sekitar sepeminuman teh naik perahu dari dermaga Muara Cikadal untuk bisa menginjakkan kaki di kawasan Pasir Putih.

Baca Juga: Ramadan Sebentar Lagi, Yuk Ketahui Apa Saja yang Perlu Disiapkan

Melewati beberapa tonjolan batu karang yang ditumbuhi sejumlah pohon hingga membentuk pulau kecil, perahu yang ditumpangi Piat membelah lautan yang ombaknya cukup bersahabat.

"Yang sebelah kanan perahu kita ini adalah Pulau Mandra," ungkap Piat.

"Sejarahnya, dulu di kawasan ini banyak pendatang asal Suku Bugis (Sulawesi), mereka berkumpul disitu. Apabila ada perahu nelayan lokal melewati pulau itu mereka suka memanggil 'Manre-manre'," sambung Piat.

Baca Juga: Mengenal Suling, Alat Musik Jawa Barat yang Mendunia

"Ternyata mereka (orang Bugis) memanggil, 'kesini kesini nawarin makan,' nah orang sini mendengar seolah mandra - mandra gitu, makanya sejak itu dinamakan Pulau Mandra," ungkap Piat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

7 Ide Cemilan Natal yang Mudah Dibuat Bersama Anak

Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:00 WIB

Trend Liburan Nataru 2025: Staycation atau Road Trip?

Kamis, 11 Desember 2025 | 06:00 WIB
X