TatarMedia.ID - Terletak di Desa Cupang, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Batu Lawang memiliki daya tarik sebagai destinasi wisata alam yang cukup berbeda dari kebanyakan objek wisata di sekitarnya.
Dahulu area Batu Lawang ini merupakan lahan bekas tambang semen, namun kini dikelola bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat lokal menjadi sebuah ruang rekreasi terbuka, yang ramah terhadap pengunjung serta menghadirkan suasana alam yang menyegarkan.
Akses menuju Batu Lawang membutuhkan perjalanan sekitar satu jam dari pusat Kota Cirebon, jaraknya kurang lebih 36 kilometer.
Baca Juga: Bukit Gronggong Cirebon: Tempat Nongkrong Malam dengan Pemandangan Spektakuler
Meski demikian, jalurnya cukup baik, dan ketika perjalanan mendekati area wisata, pemandangan mulai berubah, dari jalan lurus lalu memasuki area perbukitan dan lereng hijau yang membawa suasana semakin tenang dan jauh dari kebisingan kota.
Begitu tiba, yang menarik perhatian pertama adalah tebing-tebing batu besar dengan bentuk yang unik dan dramatis, bekas aktivitas tambang yang kemudian alami membentuk lanskap khas yang kini menjadi latar bagi banyak foto pengunjung.
Di antara kegiatan yang bisa dilakukan di Batu Lawang, adalah trekking ringan menyusuri jalur yang sedikit menanjak hingga ke titik pandang.
Baca Juga: Menikmati Pesona Bukit Cinta Anti Galau, Surga Foto dan Healing di Cirebon
Meski jalurnya menanjak, jalur tersebut tetap bisa dilalui oleh pengunjung umum dengan catatan memakai alas kaki yang pas dan berhati-hati terhadap medan.
Dari ketinggian, panorama alam terbentang: lereng hijau, pepohonan, batu-batu besar yang berserakan, dan langit terbuka seakan memberikan ruang bernapas yang lega.
Selain sekadar menikmati pemandangan, pengunjung yang gemar aktivitas sedikit lebih menantang bisa mencoba panjat tebing pada tebing yang tersedia, menjadikan Batu Lawang bukan hanya sebagai tempat santai, namun juga untuk sedikit petualangan ringan.
Baca Juga: Eksplorasi Goa Lalay Bogor: Dari Tambang Kapur Menjadi Surga Wisata Alam
Waktu yang paling cocok untuk datang ke sini adalah pagi atau sore hari ketika cahaya matahari mulai lembut, bayangan tebing dan pepohonan mulai memperkuat karakter lanskap, dan udara terasa sejuk karena ketinggian dan vegetasi sekitarnya.
Artikel Terkait
Menilik Goa Belanda: Jejak Kolonial di Tengah Rimbunnya Tahura Djuanda
Heidi Klum Sukses Buat Halloween Lebih Seram dengan Kostum Medusa
Sekitar Sebulan Menjabat, Jaksa Agung Baharuddin Lopa Wafat Mendadak Saat
Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Solo Kehilangan Pemimpin Bijaksana
Upacara Pemakaman Pakubuwono XIII Digelar di Imogiri, 5 November 2025
Budi Arie Setiadi Kembali Pimpin Projo Periode 2025‑2030
Resep Membuat Keripik Kaca yang Renyah dan Gurih, Cemilan Lezat yang Bikin Nagih