TatarMedia.ID - Candi Borobudur, yang menjulang megah di dataran Magelang, adalah mahakarya abadi warisan spiritual Nusantara yang memancarkan kekayaan sejarah, filosofi, dan keindahan arsitektur dari masa silam.
Dibangun pada abad ke-8 hingga ke-9 oleh Dinasti Syailendra, Candi Borobudur bukan sekadar struktur batu, melainkan sebuah simbol universal dari perjalanan spiritual manusia yang tergurat dalam relief dan stupa yang bijaksana.
Struktur Candi Borobudur dirancang dalam bentuk mandala, representasi kosmos dalam ajaran Buddhis, yang terdiri dari sepuluh tingkatan dari dasar dunia nafsu (Kamadhatu), melalui dunia berwujud (Rupadhatu), hingga mencapai dunia tanpa wujud (Arupadhatu) di puncak.
Baca Juga: Wisata Batu Luhur, Surga Alam di Ketinggian Kabupaten Kuningan
Relief-relief pada dinding candi menggambarkan kisah-kisah Jataka, hukum karma, dan kehidupan masyarakat Jawa kuno, mengundang setiap pengunjung untuk merenung tentang nilai-nilai moral, spiritual, dan eksistensial yang melampaui zaman.
Sepanjang sejarahnya, Borobudur pernah tenggelam dalam abu vulkanik dan ditumbuhi hutan, hingga akhirnya ditemukan kembali pada abad ke-19 oleh Sir Thomas Stamford Raffles.
Setelah masa penemuan, candi ini mengalami berbagai upaya restorasi besar, termasuk proyek konservasi pada abad ke-20, hingga akhirnya diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991.
Baca Juga: Gili Trawangan, Ikon Wisata Lombok yang Memadukan Keindahan Alam dan Tradisi Lokal
Namun, kehebatan Borobudur tidak hanya terletak pada fisik bangunannya.
Candi ini terus berfungsi sebagai pusat spiritual dan religius; setiap Waisak, ribuan umat Buddha dari dalam dan luar negeri berkumpul di kompleks candi, melantunkan doa dan menjalankan ritual suci yang menguatkan makna religius dan identitas budaya.
Di sisi lain, pengelola pariwisata, termasuk InJourney, kini berupaya menegaskan kembali jiwa spiritual Borobudur sebagai destinasi wisata suci, dengan menerapkan jalur kunjungan khusus, kuota, serta fasilitas yang menghormati fungsi religius dan konservasi candi.
Secara simbolik, Borobudur telah menjadi cerminan kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.
Baca Juga: Observatorium Bosscha: Wisata Sains yang Membuka Jendela ke Alam Semesta
Dalam beberapa kesempatan, bahkan dikatakan sebagai “living monument” yang hidup bukan hanya dalam nilai sejarah tetapi juga dalam kegiatan spiritual kontemporer, menjadikannya lambang kebersamaan dan perdamaian.
Artikel Terkait
Masak Mudah Hari Ini: Resep dan Cara Membuat Bobor Sawi yang Gurih dan Segar
Taman Lembah Gurame: Oasis Sejuk di Tengah Kota Depok
Menjelajahi Taman Lembah Mawar, Ruang Publik Favorit Tanpa Tiket Masuk di Depok
Terapi Kulit Alami di Pemandian Air Panas Sangkanurip: Wisata Sehat yang Menenangkan
Netizen Geram! Cucun Ahmad Syamsurijal Dikritik Usai Sebut MBG Tak Butuh Ahli Gizi
Masak Mudah Hari Ini: Resep Dakbal di Hidangan Pedas Khas Korea dari Ceker Ayam