Pada periode 1974-1990 penari cepet merupakan orang dewasa atau yang sudah berkeluarga, alat musik yang digunakan hanya kentongan dari bambu, goong dari bambu, kendang, serta tempat kerupuk kaleng.
"Saat itu tari Cepet hanya tampil untuk memeriahkan HUT RI," kenang 1 Samijan, salah satu tokoh yang terlibat dalam pelestarian Tari Cepet.
Tarian ini memiliki gerakan yang khas dan energik. Para penari menggunakan topeng yang memiliki karakter berbeda-beda, sesuai dengan peran yang mereka mainkan.
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Yuk Ketahui Asal-usul Tradisi Papajar Ala Warga Sunda
Gerakan tari ini bersifat kreasi sesuai dengan karakter topeng yang dipakainya.
Tari Cepet tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki makna yang mendalam.
Tarian ini menggambarkan semangat gotong royong, keberanian, dan perjuangan masyarakat dalam menghadapi tantangan hidup.
Baca Juga: Diduga Salah Lagu, Axelo Berakhir Tereliminasi di Panggung Indonesian Idol XIII
Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, tarian ini perlu dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan tarian ini, antara lain dengan mengadakan pelatihan tari, festival seni, dan workshop budaya.
Artikel Terkait
Kacapi Sunda, Warisan Budaya Sunda yang Indah Nan Sarat Makna yang Mendunia
Mengenal Filosofi Mendalam di Balik Tumpeng, Warisan Leluhur yang Kaya Makna
Warisan Budaya Ngarak Posong, Seni dan Syukur yang Menghidupkan Tanah Cianjur
Mengenal Tradisi Merlawu Warisan Budaya Tak Benda : Ritual Suci Sambut Bulan Ramadhan Galuh Kertabumi
Wisata Sawah Jatiluwih, Warisan Dunia UNESCO yang Memikat Hati
Warisan Nenek Moyang, Kue Keranjang Imlek Memang Tak Lekang oleh Waktu
Resep Kue Bagiak, Camilan Khas Banyuwangi yang Renyah dan Lezat
Tiga Sastrawan Sunda Legendaris, Warisan Karya yang Tak Lekang oleh Waktu
Mengenal Kecapi, Alat Musik Tradisional Sunda yang Harus Dipetik