TatarMedia.ID - Kecapi, alat musik tradisional menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia.
Dengan melodi khas dan suara merdu, benda ini mampu memikat hati pendengar dari berbagai generasi.
Kecapi tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki nilai seni dan sejarah yang tinggi.
Baca Juga: Tiga Sastrawan Sunda Legendaris, Warisan Karya yang Tak Lekang oleh Waktu
Mengenai sejarahnya, alat musik ini tidak terlepas dari pengaruh budaya Sunda.
Diketahui, kecapi berasal dari daerah Cianjur, Jawa Barat.
Pada awalnya, alat musik ini digunakan sebagai pengiring dalam pertunjukan seni tradisional, seperti wayang golek dan tembang Sunda Cianjuran.
Baca Juga: Pesona Suku Sunda, Dari Adat Istiadat hingga Filosofi Kehidupan
Keberadaannya pertama kali terlihat pada saat penjemputan Presiden ke-2 RI, yaitu Soeharto, pada 1969 di Ujung Pandang (Makassar).
Hal tersebut dapat dibuktikan dalam jurnal Analisis Studi Perbandingan Sejarah Alat Musik Kecapi di Indonesia dan Guzheng di Tiongkok karya Nita, Budi Hermawan, dan Ong Peter Leonardo yang diterbitkan Universitas Widya Kartika.
Terdapat beberapa jenis kecapi yang dikenal dalam tradisi Sunda, antara lain tali dua atau indung, tali tiga, dan rincik yang berukuran kecil.
Baca Juga: Mengenal Warisan Budaya Seni Pertunjukan Wayang Golek Sunda yang Memukau
Seperti yang diketahui, alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik.
Senar-senarnya yang terbuat dari kawat atau nilon, menghasilkan suara yang khas ketika dipetik.
Artikel Terkait
Tidak Hanya Suling, Ini 5 Alat Musik Tradisional Sunda yang Harus Diketahui
Pesona Suku Sunda, Dari Adat Istiadat hingga Filosofi Kehidupan
5 Cara Menjaga Kesehatan Suara Ala Indra Aziz, Pemula Harus Tahu!
Mengenal Suling, Alat Musik Jawa Barat yang Mendunia
Tiga Sastrawan Sunda Legendaris, Warisan Karya yang Tak Lekang oleh Waktu