Konsep Early Warning Sistem Bencana Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Photo Author
- Minggu, 26 Mei 2024 | 19:00 WIB
Early Warning Sistem Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat  (TatarMedia.ID - Rudi Imelda )
Early Warning Sistem Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat (TatarMedia.ID - Rudi Imelda )

TatarMedia.ID - Dalam rangka percepatan penanganan darurat banjir lahar dingin (Galodo) dari Gunung Marapi di wilayah Sumatera Barat, Presiden Joko Widodo Instruksikan sejumlah lembaga rancang sistem peringatan dini Galodo.

Lembaga terlibat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berkolaborasi rancang sistem peringatan dini bencana Galodo.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan pada BNPB, Abdul Muhari menyatakan, evaluasi telah dilakukan unsur terlibat untuk menyusun rancangan sistem peringatan dini yang efektif atas potensi bencana banjir lahar hujan.

Baca Juga: Banjir di Tanggamus Lampung 1 Korban Hilang Terseret Arus

"BMKG mengusulkan penguatan dan monitoring terkait peringatan dini bencana banjir dan longsor yang ada di sekitar Gunung Marapi," terang Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Minggu (26/05).

Sementara Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi dalam rapat koordinasi penanganan pengurangan resiko Galodo yang digelar di Bukittinggi pada Sabtu (25/05) menyebut, model EWS (Early Warning Sistem) yang sedang dirancang oleh tim BMKG adalah sistem peringatan dini berbasis komunitas. 

"Konsepnya adalah pemasangan alat monitoring sungai dengan menggunakan radar yang dapat memonitor tingkat ketinggian air sungai," jelas Suaidi.

Baca Juga: Pemerintah Bangun 56 Sabo Dam di Sumatera Barat Antisipasi Banjir Lahar Dingin

Hal ini berdasarkan hasil pemantauan sungai di wilayah terdampak Galodo adalah jenis sungai intermitten.

"Jenis sungai ini memiliki aliran air tergantung pada musim, yaitu pada musim penghujan airnya melimpah dan pada musim kemarau airnya kering. Sungai intermitten ini memiliki fluktuasi yang sangat ekstrem diantara musim," beber Suadi.

Lanjut Suadi, secara sederhana cara kerja EWS ini adalah mengkonfirmasi peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG dari cuaca dan getaran tanah (microtremor).

Baca Juga: Update Korban Jiwa Bencana Banjir Lahar Dingin di 6 Kota Kabupaten Sumatera Barat

"Jika kemudian alarm EWS berbunyi, komunitas siaga bencana yang dimiliki oleh wali nagari disekitar Gunung Marapi dapat langsung berkoordinasi untuk melakukan evakuasi mandiri," sambung Dia.

Saat ini BMKG telah menghitung kebutuhan EWS untuk jenis ini sebanyak 23 titik untuk wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang yang mengelilingi luncuran sungai yang berhulu di Gunung Marapi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X