Rumah Ambruk di Bantul Yogyakarta 1 Korban Meninggal Dunia

Photo Author
- Senin, 4 November 2024 | 13:45 WIB
Rumah Ambruk di Bantul Yogyakarta 1 Korban Meninggal Dunia (Istimewa)
Rumah Ambruk di Bantul Yogyakarta 1 Korban Meninggal Dunia (Istimewa)

TatarMedia.ID - Satu korban meninggal dunia tertimpa bangunan ambruk akibat hujan deras disertai angin kencang di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, pada Sabtu (02/11) kemarin.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan pada BNPB, Abdul Muhari membenarkan, korban meninggal dunia adalah Ibu Imah (70 tahun) tertimpa bangunan rumah.

"Selain itu, tercatat 3 Kepala Keluarga atau 5 jiwa terdampak, dan satu orang mengalami luka-luka. Korban yang terluka telah dirujuk ke PKU Bantul," ungkap Muhari dalam keterangannya, Senin (04/11).

Baca Juga: Erupsi! Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Naik Status Level IV Awas

Lebih jauh menurut Muhari, terjangan cuaca ekstrem berdampak pada lima kecamatan hingga mengakibatkan kerusakan yang cukup signifikan.

Di Kecamatan Sewon, kerusakan melanda wilayah Kelurahan Timbulharjo, Kecamatan Pleret kerusakan dilaporkan di Kelurahan Pleret. Di Kecamatan Banguntapan, kerusakan terjadi di Kelurahan Baturetno, sementara di Kecamatan Jetis, dampak terlihat di Kelurahan Trimulyo dan Kecamatan Bambanglipuro mengalami kerusakan terutama di Kelurahan Mulyodadi.

"Kerusakan material yang dilaporkan mencakup dua rumah, termasuk satu bangunan Joglo Limasan yang roboh, serta kerusakan pada enam titik akses jalan, satu gazebo, dan satu kandang ternak warga.

Baca Juga: Polisi Ringkus 3 Pengedar Sabu di Sukabumi Barang Bukti Nyaris 100 Paket Siap Edar

Tim BPBD Kabupaten Bantul, dan BPBD Provinsi D.I. Yogyakarta, SAR, serta relawan terus melakukan pendataan dan pembersihan puing-puing di lokasi terdampak.

"Saat ini, kebutuhan mendesak adalah logistik untuk mendukung kerja bakti, termasuk makanan siap saji dan alat kebersihan, guna mempercepat pemulihan wilayah yang terkena dampak." ungkap Muhari.

BNPB imbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi di musim peralihan dari kemarau ke hujan.

Baca Juga: Likuifaksi di Kabupaten Mamuju Excavator Ditelan Bumi

Catatan historis kebencanaan BNPB di bulan Oktober dan November menunjukkan peningkatan frekuensi kejadian angin kencang baik yang disertai hujan maupun tidak, yang dapat menimbulkan kerusakan dalam skala medium hingga berat.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X