TatarMedia.ID - Kondisi dinamika atmosfer terkini, beberapa fenomena atmosfer mendukung potensi hujan ringan hingga lebat di wilayah Jawa Barat.
Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu dalam keterangannya menyebut, fenomena La Nina aktif diperkirakan berlangsung mulai akhir 2024 hingga April 2025, hal ini meningkatkan potensi hujan lebih tinggi dari biasanya.
"Selain itu, angin monsoon baratan yang membawa uap air telah mendominasi Pulau Jawa, serta didukung kondisi labilitas lokal di Jawa Barat yang semakin memperkuat peluang terjadinya hujan," ungkap Teguh Rahayu, Kepala BMKG Bandung yang Akrab disapa Ayu, Kamis (19/12).
Menurut Ayu, puncak musim hujan di Jawa Barat diperkirakan berlangsung antara Desember 2024 hingga Februari 2025.
Pada wilayah pesisir selatan Jawa Barat cenderung lebih awal mengalami intensitas hujan tinggi, sedangkan wilayah utara Jawa Barat diprediksi akan mencapai puncaknya pada awal tahun 2025.
"Selama periode musim hujan ini, intensitas hujan biasanya berlangsung dalam durasi yang cukup lama," sambung Dia.
Baca Juga: Banjir Rob Indramayu, Ribuan Rumah Tergenang dan Lahan Pertanian Rusak, Berikut Kondisi Saat Ini
Lebih jauh menurut Ayu, berdasarkan beberapa model cuaca belum terpantau adanya potensi cuaca ekstrem menjelang Nataru.
Meski demikian potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai petir, kilat dan angin kencang dalam skala lokal tetap berpeluang terjadi di bulan Desember dan Januari termasuk periode Nataru.
"Masyarakat dihimbau agar waspada terhadap peningkatan curah hujan yang berpeluang terjadi bencana Hidrometeorologis berupa genangan, banjir, tanah longsor, potensi angin kencang," imbuhnya.
Tidak hanya itu, Masyarakat yang akan menikmati musim liburan Nataru dihimbau mempersiapkan tas siaga bencana sebelum memulai perjalanan serta memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit dan kondisi kendaraan prima.
"Silahkan menepi dan berteduh ditempat yang aman jika terjadi cuaca buruk.
Selalu update informasi cuaca, iklim maupun gempa bumi dari laman resmi BMKG." pungkasnya.(*)
Artikel Terkait
Antisipasi Banjir Akibat Bencana Hidrometeorologi, Siapkan 5 Perlengkapan Darurat Ini
20 Hektare Areal Pesawahan di Ciemas Sukabumi Terdampak Banjir
Banjir di 7 Kecamatan Ponorogo 2 Warga Tewas Tersengat Listrik
Curah Hujan Tinggi Akibatkan Banjir Bandang Tapanuli Selatan: 495 Rumah Terdampak, 250 Keluarga Mengungsi
Banjir Rob Indramayu, Ribuan Rumah Tergenang dan Lahan Pertanian Rusak, Berikut Kondisi Saat Ini