18 Korban Meninggal Dunia 9 Hilang Tertimbun Longsor dan Banjir Bandang di Pekalongan

TatarMedia.ID - Tim SAR gabungan kembali berhasil evakuasi 1 korban tertimbun longsor di Pekalongan.

Jumlah korban meninggal dunia yang telah dievakuasi hingga Selasa (21/01) adalah 18 orang, sementara jumlah korban hilang 9 orang.

Hingga saat ini tim gabungan masih melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban yang dinyatakan hilang.

Baca Juga: Banjir Bandang di Jawa Tengah: Puluhan Desa Terendam, Warga Mengungsi, dan Infrastruktur Rusak

"Upaya pencarian terkendala cuaca dan kondisi jalan yang terputus di lapangan. Lokasi sulit diakses oleh alat berat yang dibutuhkan untuk evakuasi.

"Hujan juga masih mengguyur hingga saat ini yang menyulitkan tim pencarian melakukan penyisiran di lokasi kejadian," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (22/01).

Selain longsor yang menelan korban jiwa, banjir bandang melanda 9 Kecamatan di Kabupaten Pekalongan meliputi Kecamatan Petungkriyono, Kecamatan Doro, Kecamatan Lebakbarang, Kecamatan Talun, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Kedungwuni, Kecamatan Wonopringgo, Kecamatan Wiradesa, dan Kecamatan Tirto.

Baca Juga: Banjir Melanda 11 Kecamatan di Kota Lampung 1 Korban Hilang 1 Korban Meninggal Dunia Tersengat Listrik

"Akibat banjir data sementara 2 orang mengalami luka ringan. 145 orang mengungsi. Titik pengungsian berada di Mushola As-Syafaah sebanyak 75 jiwa, dan di Mushola Baitul Makmur sebanyak 70 jiwa." jelas Muhari.

Data sementara banjir dan longsor mengakibatkan 25 unit rumah rusak berat, 3 akses jalan tergenang, 3 jembatan putus, dan 1 tanggul yang berada di Kecamatan Tirto jebol.

Merujuk prakiraan cuaca BMKG, hingga (23/1) wilayah Kabupaten Pekalongan masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang dapat memicu terjadinya banjir dan longsor.

Baca Juga: 16 Warga Pekalongan Meninggal Dunia Tertimbun Longsor 3 Korban Dalam Pencarian

"Selama proses penanganan darurat bencana longsor Pekalongan, warga diminta untuk tidak mendekati lokasi kejadian khawatir adanya longsor susulan." ungkap Muhari.(*)