TatarMedia.ID - Sempat merugi pada musim panen sebelumnya, Kakang Sanjani (57 tahun) Petani Cabai Rawit Merah mencoba peruntungan dengan menanam Pepaya.
"Di musim panas air susah sehingga tanaman kesulitan air, susah tumbuh. Bicara untung rugi sebenarnya kalau bertani itu relatif tidak seperti usaha lain, kalau ada untung kita pakai untuk modal bertani lagi, yang penting kita bisa membayar upah kerja saja," ungkap Kakang, Minggu (17/12/2023).
Sebagian hasil panen Cabai Petani asal Kampung Babakan, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, terdampak cuaca panas sehingga panen Cabai Rawit Merah yang dihasilkan tidak maksimal.
Baca Juga: Bola Nudexs Handmade Pengrajin Sukabumi Laris 3500 Pcs Setiap Bulan
Namun ada kabar baik, sejumlah pedagang berani membayar Cabai Rawit kering meski harga di bawah standar.
"Saya denger denger gitu, tapi itu juga belum pasti, yang mau terima itu tukang bubur dan bakso yang nanyain, ini kita mau coba-coba sebenarnya kita juga belum pernah jual rawit kering," ungkapnya.
Dengan hasil yang kurang optimal, hasil penjualan dari cabai rawit di masa tanam sebelumnya selanjutnya akan dialihkan ke tanaman Pepaya.
Baca Juga: Bahaya Minum Antibiotik Pahami Hal Penting Ini
"Kemarin saya tanam Cengek (Cabai) sekarang kita coba tanam Pepaya California sekitar 500 pohon, semoga 8 bulan kedepan panennya memuaskan," ujar Kakang.
Akibat kurang optimal di panen sebelumnya, Kakang mengaku hanya bisa menanam 500 bibit Pepaya California.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Hari Ini 3 Kali Erupsi
"Rencananya sih mau tanam 1000 pohon cuma mungkin bertahap, untuk setiap hektare lahan itu maksimal populasi 1200 pohon karena pepaya jarak tanamnya 2,5 meter kali 2,5 meter,"
"Jadi ini baru sekitar setengah hektare kita tanam." pungkasnya.(*)