"Saat itu diperkirakan sumber tsunami adanya deformasi di tubuh gunung yang membangkitkan tsunami," ungkap Daryono.
Atas dasar sejarah itu, pasca erupsi BMKG fokus memonitor permukaan air laut dengan peralatan Tide Gauge milik Badan informasi Geospasial (BIG) dan Automatik Weather System Maritim BMKG.
Baca Juga: Gempa Terkini di Laut Jawa Tercatat 580 Kali Aktivitas Gempabumi
"Kita fokus dari semalam, karena history Gunung Ruang ini, maka kita tak berkedip memonitor muka laut di sekitar Gunung Ruang dengan menggunakan peralatan Tide Gauge milik Badan informasi Geospasial (BIG) dan Automatik Weather System Maritim BMKG. Kita terus pantau, Alhamdulillah tidak menunjukkan adanya anomali muka laut sebagai indikasi warning Tsunami non seismik." Beber Daryono.
Lokasi stasiun monitoring muka laut oleh Tide Gauge (TG) dan AWS Maritim terdekat dengan gunung Ruang diantaranya TG Pulau Siau, TG Ngalipaeng, Kep. Sangihe, TG Tahuna, Kep. Sangihe, TG Petta, Kep. Sangihe dan AWS Maritim Bitung.
Baca Juga: Korban Tertimbun Longsor Tana Toraja Bertambah 20 Korban Tewas
"Semua peralatan monitoring muka laut ini sudah terintegrasi dalam sistem InaTNT BMKG. Indonesia Tsunami Non Tektonik," jelas Daryono.
"Hasil monitoring BMKG semua normal tanpa ada anomali seperti yang kita khawatirkan dan Kita terus komunikasi dengan PVMBG." Pungkasnya.(*)