TatarMedia.ID – GROBOGAN, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), Didiek Hartantyo, meninjau kerusakan jalur rel kereta api Jakarta-Surabaya yang terdampak banjir di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (23/1).
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda hari kedua dalam rangkaian kunjungan kerja Kepala BNPB di Provinsi Jawa Tengah.
Di lokasi, Suharyanto bersama rombongan menggunakan kereta lori dari Stasiun Gubug untuk mencapai area terdampak yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Baca Juga: Jalur Kereta Api Terputus di Kabupaten Grobogan, BNPB Akan Modifikasi Cuaca
Rel kereta di lokasi tersebut mengalami kerusakan akibat derasnya luapan Sungai Tuntang dua hari sebelumnya.
Pada saat peninjauan, teknisi PT KAI terlihat sibuk melakukan perbaikan jalur rel di antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati.
Upaya perbaikan mencakup pemasangan bantalan baja, beton, dan penguatan pondasi rel menggunakan batu kricak. Perbaikan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi rel seperti semula, sehingga transportasi kereta api bisa kembali beroperasi dengan normal.
Baca Juga: Rentetan Bencana di Sejumlah Wilayah Indonesia Sepekan Terakhir
Dalam kesempatan tersebut, Suharyanto menyatakan bahwa BNPB akan mendukung percepatan perbaikan rel dengan menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC).
"Hari ini BNPB melaksanakan operasi modifikasi cuaca selama tiga hari untuk mendistribusikan hujan ke wilayah lain. Hal ini dilakukan agar pengerjaan perbaikan rel tidak terganggu," jelasnya.
Selain fokus pada perbaikan infrastruktur transportasi, BNPB juga memberikan perhatian pada masyarakat yang terdampak banjir di wilayah tersebut.
Baca Juga: Longsor Pekalongan Status Darurat 14 Hari, 21 Korban Jiwa Dilaporkan
BNPB akan menyediakan Dana Siap Pakai (DSP) untuk mendukung operasional penanganan darurat serta pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, termasuk logistik.
“Kami juga mendukung masyarakat yang terdampak banjir, baik melalui OMC maupun dukungan operasional untuk pengungsi,” ungkap Suharyanto.