Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengungkapkan bahwa pihaknya mempertimbangkan penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengendalikan intensitas hujan di wilayah-wilayah terdampak.
Sebelumnya, metode ini telah digunakan untuk mengurangi risiko banjir di beberapa daerah.
BMKG juga telah menyampaikan daftar wilayah yang berpotensi terdampak bencana, mencakup tingkat kabupaten hingga desa, agar pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan langkah antisipasi lebih dini.
Baca Juga: Gempa Beruntun Kolaka Timur Dipicu Aktivitas Sesar Aktif, BMKG : Cek Kondisi Bangunan dan Waspada
Dwikorita mengingatkan masyarakat agar mengenali tanda-tanda awal bencana, seperti munculnya retakan tanah, rembesan air dari lereng, atau pohon yang mulai miring.
Jika indikasi ini terlihat, warga diminta segera menghindari lokasi rawan dan melapor ke pihak berwenang.
Bagi masyarakat di pesisir, BMKG mengimbau untuk tidak beraktivitas di sekitar pantai saat pasang tinggi atau gelombang besar terjadi.
Baca Juga: Kepanjangan TTD. Bukan Tanda Tangan! Yuk Intip Sejarahnya
Dengan kolaborasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan dampak bencana dapat diminimalkan.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan. Informasi yang kami sampaikan bertujuan agar masyarakat dapat mengambil langkah konkret dalam mengantisipasi bencana,” tutup Dwikorita.