TatarMedia.ID - Gunung Gede mengalami peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) hingga mencapai 21 kejadian pada Selasa (01/04) lalu.
Gunung Gede merupakan Gunung Api tipe strato yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Cianjur, Sukabumi, dan Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Gunung Gede diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gede yang berada di Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca Juga: Hari Ini Terjadi Peningkatan Gempa Vulkanik Dalam Gunung Gede Hingga 21 Kejadian
Laporan Petugas Pos PGA Gede, Ujang Jajat Solehudin, hasil pengamatan selama 24 jam pada Rabu (02/04) mulai pukul 00:00 hingga pukul 24:00 WIB, hanya terjadi 1 kali gempa Tornillo.
"Pengamatan kegempaan terjadi 1 kali gempa Tornillo dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 19 detik. Dan 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 49 mm, S-P 15 detik dan lama gempa 150 detik," jelas Ujang Jajat Solehudin dalam laporannya seperti dikutip TatarMedia.ID.
Masih kata Ujang, hasil pengamatan secara visual, cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah tenggara dengan suhu udara sekitar 19-28°C.
Baca Juga: Panorama Telaga Saat Puncak, Surga Tersembunyi di Ketinggian Gunung Gede Pangrango
Terpisah, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid, beberapa waktu lalu menyebut, erupsi terakhir Gunung Gede terjadi pada tahun 1957 dari Kawah Ratu dengan kolom letusan mencapai 3000 meter di atas puncak.
Saat ini pada periode 01-31 Maret 2025, aktivitas hembusan Gunung Gede berasal dari Kawah Wadon dengan ketinggian asap kawah umumnya berkisar antara 50–100 meter di atas puncak.
Pada periode 1–31 Maret 2025, kejadian Gempa Vulkanik Dalam Gunung Gede hanya terjadi 0 hingga 1 kali per hari.
Baca Juga: Mengenal Soe Hok Gie, Aktivis yang Ternyata Pendaki Setia Gunung Gede Pangrango
"Namun pada tanggal 1 April 2024 pada pukul 00.00–06.00 WIB terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) hingga mencapai 21 kejadian," kata Wafid dalam keteranganya.