nasional

BMKG Imbau Kesiapsiagaan Hadapi Dampak Tidak Langsung, Bibit Siklon Tingkatkan Potensi Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi

Senin, 15 Desember 2025 | 11:41 WIB
Bibit Siklon Tropis 95S mulai terbentuk pada 15 Desember 2025 pukul 07.00 WIB di wilayah Laut Arafura barat daya Papua Selatan

TatarMedia.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengonfirmasi peningkatan status Bibit Siklon 91S di Samudra Hindia barat daya Lampung menjadi Siklon Tropis Bakung sejak Jumat, 12 Desember 2025, pukul 19.00 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan Siklon Tropis Bakung memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot atau sekitar 65 kilometer per jam dengan tekanan udara di sekitar sistem mencapai 1000 hPa dan bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan meski arah pergerakan Siklon Tropis Bakung menjauhi Indonesia, sistem tersebut tetap berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut dalam satu hingga dua hari ke depan. Karena itu, BMKG mengimbau seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi potensi cuaca ekstrem.

"Berdasarkan hasil pemantauan ini, dalam beberapa hari terakhir BMKG telah menyampaikan peringatan dini secara bertahap dan berkelanjutan kepada masyarakat serta sektor terkait," kata Faisal dalam konferensi pers perkembangan Bibit Siklon 91S dan 93S di wilayah Indonesia pada Jumat, 12 Desember 2025.

BMKG memprakirakan dalam 24 jam ke depan, tepatnya pada 13 Desember 2025, kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Bakung akan meningkat hingga 55 knot atau sekitar 100 kilometer per jam.

Baca Juga: Monas, Saksi Bisu Sejarah Bangsa yang Jadi Destinasi Wisata Ikonik Jakarta

Peningkatan ini menunjukkan penguatan intensitas menjadi sistem siklon kategori dua dengan tekanan udara di sekitar sistem diprediksi turun hingga 988 hPa dan pergerakan yang semakin menjauhi wilayah Indonesia.

Dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Bakung terhadap Indonesia antara lain potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Bengkulu, Lampung, dan Banten. Selain itu, angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Bengkulu serta gelombang tinggi setinggi 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, serta Selat Sunda bagian selatan.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto meminta masyarakat mewaspadai perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S yang masih terpantau di Samudra Hindia selatan Bali hingga Nusa Tenggara, tepatnya di sekitar 12,0 derajat Lintang Selatan dan 115,8 derajat Bujur Timur.

Berdasarkan analisis BMKG, sistem 93S diprediksi bergerak perlahan ke arah barat daya menjauhi Indonesia dan dalam 24 hingga 72 jam ke depan masih memiliki peluang rendah untuk berkembang menjadi siklon tropis.

“Secara tidak langsung, 93S juga memicu potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan, yaitu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang dan gelombang tinggi di pesisir selatan Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara,” kata Guswanto.

Baca Juga: Viral Pengantin Raden Wikky dan Ajeng Kusuma: Akad Nikah di Air Terjun Pakai Baju Adat

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan, melihat potensi dampak tidak langsung Siklon Tropis Bakung dan keberadaan Bibit Siklon 93S, masyarakat di wilayah terdampak diminta tetap waspada terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, serta gangguan aktivitas harian, terutama di wilayah rawan bencana hidrometeorologi.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG serta mengikuti arahan mitigasi dari BPBD setempat. Selain itu, masyarakat disarankan membatasi aktivitas luar ruangan apabila kondisi cuaca memburuk dan menyesuaikan aktivitas dengan perkembangan cuaca.

“Beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat antara lain menjaga kebersihan lingkungan dan drainase, menyiapkan bahan makanan serta mengamankan benda-benda berharga apabila terjadi cuaca ekstrem yang mempengaruhi aktivitas harian. Masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas kelautan juga diharapkan mewaspadai potensi gelombang tinggi dan menyesuaikan kegiatan operasional,” ujar Andri.

Halaman:

Tags

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB