Riady pun menuturkan, filosofi ini mengajarkan tentang empati dan hidup damai dan seimbang dengan alam semesta.
"Melihat Lao Tzu ini saya langsung berpikir, Lao Tzu bercerita tentang alam semesta, kenapa saya harus mencari tentang besok makan apa, besok harus berbuat apa," terangnya.
Terkait hal itu, kemudian Riady berpikir untuk lebih fokus untuk berbuat baik kepada orang lain daripada mengeluh tentang kehidupan yang dinilai tak ada habisnya.
"Kemudian saya berpikir harus mempunyai suatu visi yang luas, tidak boleh bercerita besok makan apa, tapi besok harus perbuat apa untuk banyak orang," pungkasnya.
Baca Juga: Wow! Bri Jadi Institusi Keuangan Nomor 1 Indonesia dan Peringkat 4 Fortune Southeast Asia 500
Bercita-cita Ingin Menjadi Bankir
Dalam kesempatan yang sama, Riady bercerita saat dirinya masih berdagang batik akhirnya memutuskan untuk bekerja di dunia perbankan.
Riady menyebut uang akan menjadi kebutuhan setiap orang, dan menilai uang bukanlah hanya sebatas materi belaka.
"Uang adalah tiga hal, waktu, otot, otak. Tiga-tiganya ini semua adalah pemberian tuhan melalui orang tua kepada kita," tegasnya.
Salah satu orang terkaya versi majalah Forbes 2024 itu juga menuturkan waktu tidak bisa ditentukan oleh diri sendiri, melainkan oleh Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Baca Juga: Pantomim, Keindahan Seni Tanpa Kata dari Gerak dan Ekspresi
"Waktu tidak dapat ditentukan oleh diri kita sendiri, Di sisi lain, uang menjadi sangat dibutuhkan oleh setiap orang," ucap Riady.
"Mulai sejak saat itu saya memutuskan untuk menjadi bisa mulai bekerja sebagai bankir," tandasnya.
Dalam perjalanannya sebagai bankir, Riady hampir selalu sukses dalam mengembangkan sebuah bank.
Salah satu contohnya ketika berhasil menyelamatkan Bank Buana pada tahun 1966 dari pailit, karena saat itu Indonesia tengah mengalami masa krisis ekonomi.