Marsma Fajar Adriyanto Gugur dalam Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor, Kopilot Luka Berat

TatarMedia.ID - Kabar duka datang dari dunia penerbangan, Marsma TNI Fajar Adriyanto, mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), meninggal dunia setelah pesawat latih yang ia kemudikan jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat.

Insiden nahas Marsma TNI Fajar Adriyanto ini juga mengakibatkan kopilotnya, yang diketahui bernama Roni, mengalami luka berat.

"Satu lagi pilotnya bapak Roni masih dirawat luka berat sampai saat ini masih pemulihan sudah ditangani," kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana.

Baca Juga: Kisah Karier Mentereng Sugiono, Dari Akmil hingga Petinggi Gerindra

Kronologinya, pesawat latih jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 ini lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja, pada pukul 09.08 WIB.

Penerbangan tersebut adalah bagian dari misi latihan rutin olahraga dirgantara, yang diselenggarakan oleh Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI).

Menurut pernyataan dari TNI AU, pesawat tersebut dinyatakan layak terbang dan sudah mengantongi Surat Izin Terbang resmi. Pihak TNI AU juga menyatakan bahwa pesawat berada dalam kondisi baik sebelum terbang.

Baca Juga: 3 Aktivitas Unik yang Bisa Kamu Lakukan di Pesawat, Dijamin Gak Bakal Bosan!

Namun, sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat tersebut hilang kontak dan ditemukan jatuh di area dekat TPU Astana, Desa Benteng, Ciampea.

Marsma TNI Fajar Adriyanto, yang bertindak sebagai pilot, dinyatakan meninggal dunia saat tiba di Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M. Hassan Toto. Sementara itu, kopilot Roni mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan intensif.

TNI AU bersama instansi terkait telah mengamankan lokasi kejadian, dan sedang melakukan investigasi untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan.

Baca Juga: Privasi Dirampas, Tian Xu Ning Syok dan Menangis Saat Diserbu Penggemar di Pesawat

Hingga saat ini, penyebab jatuhnya pesawat masih dalam penyelidikan, meskipun ada dugaan dari saksi mata bahwa pesawat sempat terlihat oleng dan terbang miring sebelum jatuh.