Kisah Karier Mentereng Sugiono, Dari Akmil hingga Petinggi Gerindra

TatarMedia.ID - Karier politik Sugiono di Partai Gerindra semakin bersinar. Pada 1 Agustus 2025, ia didapuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai menggantikan Ahmad Muzani. Penunjukan ini bukan tanpa alasan, mengingat rekam jejaknya yang mentereng di berbagai bidang, mulai dari militer, bisnis, hingga politik.

Sebelum terjun ke dunia politik, Sugiono adalah seorang perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ia mengawali pendidikannya di Akademi Militer (Akmil), lulus pada 1986.

Sugiono kemudian melanjutkan studinya di Harvard Kennedy School, sebuah sekolah bergengsi di Amerika Serikat.

Baca Juga: Pria Tertabrak Kereta Api Pangrango Jurusan Bogor Sukabumi di Cicantayan

Setelah lulus, ia sempat menjabat sebagai Direktur Operasional dan Pengembangan Bisnis di PT. Tidar Kemakmuran Persada, sebelum akhirnya mengundurkan diri untuk fokus pada karier politik.

Tepatnya pada 2014, pria kelahiran 11 Februari 1979 itu pun bergabung dengan Partai Gerindra. Kedekatannya dengan Prabowo Subianto yang sudah terjalin sejak lama menjadi salah satu faktor penentu.

Ia kemudian dipercaya menduduki berbagai posisi penting di internal partai, seperti Wakil Ketua Umum Gerindra dan juga Anggota Dewan Pembina.

Baca Juga: Presiden Prabowo Berikan Abolisi Tom Lembong dan Amnesti Hasto Kristianto

Di kancah politik nasional, Sugiono juga memiliki peran yang signifikan. Ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Gerindra.

Di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan, pria lulusan University of Konstanz ini juga dipercaya menjadi Staf Khusus Menhan, yang kemudian ia tinggalkan saat dipercaya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri.

Perjalanan karier Sugiono, dari militer hingga menduduki posisi strategis di pemerintahan dan partai, menunjukkan kapabilitas dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Baca Juga: 18 Agustus Resmi Sebagai Hari Yang Diliburkan

Penunjukan sebagai Sekjen Gerindra pun dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi partai ke depannya.