Mengenal Profil Charlie Kirk, Aktivis Pendukung Trump yang Tewas Ditembak

TatarMedia.ID - Dunia dikejutkan oleh insiden tragis di Utah Valley University, Orem, Utah pada Rabu, 10 September 2025. Charlie Kirk, seorang aktivis politik konservatif dan pendiri Turning Point USA, tewas setelah ditembak di leher bagian kiri saat menjadi pembicara dalam forum kampus.

Saat kejadian, Charlie Kirk sedang duduk di atas panggung kecil dikelilingi mahasiswa dalam sesi tanya jawab. Video yang beredar di media sosial menunjukkan detik-detik penembakan tersebut, dengan darah mengalir deras dari lehernya.

Penembakan itu diyakini sebagai serangan terarah, dilakukan dari sebuah bangunan di dekat lokasi acara. Meskipun dua orang sempat ditahan untuk diinterogasi, hingga kini pelaku utama penembakan Charlie Kirk masih menjadi buronan.

Baca Juga: Sejarah Baru Gereja Katolik: Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama

Charlie Kirk sendiri lahir pada 14 Oktober 1993 di Arlington Heights, Illinois, dan dibesarkan di Prospect Heights. Sejak muda, ia aktif dalam kegiatan sipil dan politik, meraih peringkat tertinggi Eagle Scout, serta terlibat dalam kampanye politik dan aksi protes di sekolah menengah.

Pada usia 18 tahun, ia mendirikan TPUSA bersama Bill Montgomery, seorang pensiunan aktivis Tea Party yang menjadi mentornya.

Dengan dukungan dari donor besar seperti Foster Friess, TPUSA berkembang pesat dan menjadikan Kirk sebagai figur publik konservatif yang dikenal luas.

Baca Juga: Cucu KH Hasyim Asy’ari Resmi Jabat Menteri Haji Pertama Indonesia

Selain memimpin TPUSA, Kirk juga mendirikan organisasi-organisasi lain seperti Turning Point Action, Turning Point Academy, dan Turning Point Faith, serta dikenal sebagai pembawa acara program radio "The Charlie Kirk Show".

Kirk dikenal sebagai pendukung setia mantan Presiden Donald Trump. Setelah insiden penembakan tersebut, Trump mengungkapkan rasa terkejut dan kesedihannya melalui akun Truth Social-nya.

Ia menyebut Kirk sebagai "patriot sejati" dan memerintahkan agar bendera dikibarkan setengah tiang hingga 14 September 2025, untuk menghormati almarhum.

Baca Juga: Ferry Irwandi Santai soal Dugaan Pidana: Ide Itu Bebas, Tak Bisa Dipenjara