TatarMedia.ID - Ketika kita mendengar istilah Black Friday hari ini, yang terbayang mungkin adalah antrean panjang di depan toko, notifikasi diskon dari e‑commerce, dan rasa heboh karena potongan harga besar-besaran.
Tapi tahukah kamu? Awal mula fenomena ini ternyata jauh dari suasana ceria seperti itu, bahkan nama “Black Friday” dulu lebih identik dengan kekacauan dan krisis daripada pesta belanja.
Rambah sejarah Black Friday berlanjut ke tahun 1869. Tepatnya pada 24 September, Amerika Serikat diguncang oleh krisis keuangan besar akibat manipulasi pasar emas oleh dua investor besar.
Baca Juga: Insanul Fahmi Heran Rekaman CCTV Rumah Pribadi Inara Rusli Bisa Bocor ke Istrinya
Kejatuhan harga emas dan pasar saham yang ambruk lantas diingat sebagai “Black Friday”, hari penuh kehancuran ekonomi. Dari tragedi ekonomi itulah istilah fenomena ini mulai muncul. Namun tiga dekade kemudian, istilah itu mendapatkan makna baru.
Di tahun 1950 di kota Philadelphia, Pennsylvania, polisi mulai menyebut hari setelah perayaan Thanksgiving sebagai “Black Friday”, karena pada hari itu jalanan dipadati pengunjung yang datang untuk memulai musim belanja Natal, menyebabkan kemacetan parah, kerumunan besar, dan banyaknya masalah lalu-lintas.
Kesibukan dan kekacauan itulah yang sampai kemudian melekat di nama tersebut. Dengan berjalannya waktu, terutama dari akhir 1980–an, para pelaku ritel melihat peluang besar di balik kerumunan itu.
Baca Juga: 5 Tips Belanja Cerdas ala Suhu, Belanja Online Gak Bikin Jebol Kantong!
Mereka mulai mengubah narasi negatif dari fenomena ini, yang awalnya hari kacau menjadi hari keuntungan.
Pada sistem pembukuan keuangan, “in the red” berarti rugi, “in the black” berarti untung, sehingga istilah itu dipakai untuk menunjukkan bahwa lewat lonjakan pembelian di hari tersebut, toko‑toko bisa menutup angka merah mereka dan mulai mendapatkan laba.
Lambat laun, reputasi Black Friday berubah total: dari hari bencana ekonomi / kemacetan jadi hari belanja besar dan diskon gila‑gilaan. Sejak saat itu, Black Friday berkembang menjadi fenomena global.
Baca Juga: Bersiap Hunting Promo untuk Belanja, Simak 5 Trik Jitu Belanja Makin Hemat di Akhir Tahun
Artikel Terkait
Mengungkap Daya Tarik Lawang Sewu: Wisata Sejarah dengan Sentuhan Teknologi
Akui Sudah Menikah, Ini Alasan Insanul Fahmi Selingkuh dengan Inara Rusli
Insanul Fahmi Heran Rekaman CCTV Rumah Pribadi Inara Rusli Bisa Bocor ke Istrinya
Surat Pemecatan Gus Yahya Dipertanyakan, Ketum PBNU: “Tidak Resmi”
Pemecatan Ketum PBNU Gus Yahya, Simak Profil Lengkap dan Jejak Kariernya
Kisruh Tumbler Tuku di KRL, Suami Anita Dewi Akhirnya Angkat Bicara dan Minta Maaf
Memahami Nikah Siri: Dari Pengertian hingga Dampak yang Perlu Diketahui