Memulai Karier Politik di Partai Kesejahteraan
Erdogan lahir di Istanbul pada 26 Februari 1954 dan menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis Universitas Marmara pada tahun 1981.
Kecintaannya pada politik sudah tampak sejak muda. Pada tahun 1983, ia bergabung dengan Refah Partisi (Partai Kesejahteraan), yang menjadi titik awal karier politiknya di Turki.
Baca Juga: 5 Skill yang Pasti Kamu Dapat Kalau Kuliah di Luar Negeri
Menjadi Wali Kota Istanbul dan Membawa Perubahan
Pada tahun 1994, Erdogan terpilih sebagai Wali Kota Istanbul. Ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan visioner, dengan berbagai pencapaian seperti:
- Mengatasi krisis air dengan membangun ratusan kilometer pipa baru.
- Meningkatkan pengelolaan sampah dengan mendirikan fasilitas daur ulang modern.
- Membangun 50 jembatan, jalan lingkar, dan terowongan yang meningkatkan mobilitas masyarakat.
Baca Juga: Donald Trump Pertimbangkan Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Kemlu RI Angkat Bicara
Kepemimpinan Erdogan saat itu juga dikenal karena kebijakannya dalam menekan angka korupsi, yang membuat pemerintahan kota Istanbul menjadi percontohan bagi daerah lain di Turki.
Melangkah ke Kursi Presiden Turki
Setelah melalui berbagai tantangan politik, Erdogan akhirnya terpilih sebagai Presiden ke-12 Turki pada tahun 2014 melalui pemungutan suara langsung.
Pada tahun 2017, melalui referendum amandemen konstitusi, Turki beralih ke sistem pemerintahan presidensial, yang memberikan peran lebih besar kepada Presiden.
Baca Juga: Spot Nongkrong di Atas Bukit yang Memukau, Taman Fathan Hambalang Jawabannya
Erdogan kembali terpilih sebagai Presiden pada tahun 2018 dengan perolehan suara 52,59%, dan mempertahankan posisinya dalam pemilu 2023 dengan 52,18% suara.
Kini, di tengah lawatan kenegaraannya ke Indonesia, Erdogan dan Prabowo akan membahas masa depan hubungan bilateral kedua negara dalam berbagai sektor strategis.