"BPNT yang beras itu saya dapat, untuk PKH sempat dapat juga tapi sekarang beberapa giliran ga keluar uang PKH-nya," tukasnya.
Ani berharap Pemerintah bisa lebih memperhatikan kondisi anaknya terutama untuk bisa berobat karena Ani mengaku dia tidak memiliki KIS (Kartu Indonesia Sehat).
"Sedari awal kan mereka (pihak desa) tahu kondisi anak saya, pengennya saya tuh mereka menanyakan gimana perkembangannya tapi ini kan boro-boro ada yang datang seperti dari posyandu misalnya," ujar Ani Suryani.
Baca Juga: Bawaslu Himbau Parpol Bersihkan Alat Peraga Sosialisasi Sebelum 4 November
Ditemui terpisah, Teten Sutendi, Puskessos Desa Girijaya, menyebut pihaknya telah melakukan upaya memasukan keluarga Ani Suryani ke data DTKS, sementara untuk bantuan makanan tambahan bagi anak penderita stunting berasal dari tingkat Pusat.
"Untuk data itu dari pusat, tiba-tiba ada aja, jadi sudah dari Danom," kata Tendi.
Baca Juga: Wow Harga Cabai Merah Mahal 80 Ribu Perkilogram Pedagang Menjerit
Disinggung terkait penyebab keluarga Ani Suryani tidak memiliki KIS sehingga mereka tidak bisa mengakses kesehatan secara gratis, kepada TatarMedia.ID Teten menjelaskan.
"KIS yang dulu sama yang sekarang itu ada perbedaan data, ada perbedaan NIK kalau gak salah," ungkapnya.(*)
Artikel Terkait
Upaya Pemulangan TKW Asal Cisolok Sukabumi 16 Tahun Tak Pulang di Arab Saudi
Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh Financial Action Task Force
Bawaslu Himbau Parpol Bersihkan Alat Peraga Sosialisasi Sebelum 4 November
Wow Harga Cabai Merah Mahal 80 Ribu Perkilogram Pedagang Menjerit
Penambang Meninggal Dunia Belah Batu Dengan Bahan Peledak Buatan
Polisi Ungkap Kronologi dan Motif Menantu Dibunuh Mertua di Pasuruan Jawa Timur
Pionir! Pertanian Purba Diterapkan di Sukabumi Jawa Barat
Rumah Pasangan Suami Istri Lansia di Sukabumi Ambruk Diterjang Angin
Hutan Bambu Milik Perhutani Sukabumi Terbakar Tak Diketahui Penyebabnya
Puting Beliung Terjang Cidahu Sukabumi Puluhan Rumah Rusak