Aktivitas Meningkat Gunung Raung Jawa Timur Naik Level II Waspada

TatarMedia.ID  - Aktivitas Gunung Raung naik dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada).

Hal tersebut ditetapkan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) berdasarkan analisa dan hasil evaluasi aktivitas Gunung Raung yang berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, Provinsi Jawa Timur pada (18 /12/ 2023).

PVMBG mencatat telah terjadi peningkatan hembusan asap kawah mencapai ketinggian 1000 meter di atas puncak.

Baca Juga: Gunung Dukono di Maluku Kembali Erupsi Semburan Abu Vulkanik 3087 MDPL

Kepala PVMBG Hendra Gunawan menjelaskan, peningkatan hembusan kawah ini diperkirakan terpicu oleh Gempa Tektonik Lokal berkekuatan Magnitudo 2,6 yang terjadi pukul 19.02 WIB pada 18 Desember kemarin.

"Jenis dan jumlah gempa yang terekam selama tanggal 1 hingga 18  Desember 2023 (18 hari) sebanyak 168 kali gempa hembusan, 8 kali gempa tektonik lokal, 75 kali gempa tektonik jauh, dan Tremor menerus dengan amplitudo 0.5-6 mm, dominan 1 mm," beber Hendra Gunawan dalam keterangannya, Rabu (20/12).

Sedangkan potensi bahaya Gunung Raung yang mungkin terjadi saat ini berupa akumulasi gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi di dasar kawah.

Baca Juga: Aktivitas Meningkat Status Waspada Gunung Api Kembar Lewotobi Laki-laki dan Perempuan di Flores NTT

"Erupsi Gunung Raung menurut catatan sejarah menghasilkan aliran piroklastik, jatuhan piroklastik dan aliran lava andesitik sampai basaltik, sedangkan saat tidak terjadi erupsi, aktivitas berupa hembusan gas di dasar kawah," jelasnya lagi.

Lanjut Hendra, rangkaian erupsi  terjadi pada Juli hingga Oktober 2020 menghasilkan material batuan berukuran abu yang sebarannya terbatas di sekitar kawah puncak.

Sementara pada Januari 2021 hingga Februari 2021 sempat terjadi erupsi berupa abu berwarna hitam dan kecoklatan disertai aliran lava di dasar kawah.

Baca Juga: Gunung Marapi di Sumatera Barat Kembali Erupsi Siang Ini

"Erupsi terakhir Gunung Raung juga terjadi pada tanggal 27 Juli 2022 berupa erupsi abu," jelas Hendra Gunawan.

Sementara itu, hasil pengamatan visual pada tanggal 1 sampai 17 Desember 2023,  menunjukan tinggi kolom hembusan gas pada periode ini berfluktuasi dan menunjukkan nilai maksimal yang mengalami peningkatan dari periode sebelumnya yaitu maksimal 500 meter dari atas puncak.