Petani Penggarap di Jampangtengah Was-was Hilang Mata Pencaharian, Ini Masalahnya

Photo Author
- Jumat, 27 September 2024 | 22:06 WIB
Sambut Hari Tani 2024 Petani Penggarap di Jampangtengah Sukabumi was-was kehilangan mata pencaharian  (Rapik Utama )
Sambut Hari Tani 2024 Petani Penggarap di Jampangtengah Sukabumi was-was kehilangan mata pencaharian (Rapik Utama )

TatarMedia.ID - Beragam keunikan dalam peringatan Hari Tani Nasional ke-64 dilakukan petani yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) basis Jampangtengah Kabupaten Sukabumi.

Selain penampilan tarian petani emak-emak menumbuk padi menggunakan alat tradisional Lesung, sepanjang jalan di Kampung Panumbangan, Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, dihias oleh beragam hasil bumi para petani.

Koordinator SPI basis Jampangtengah, Jayana Nusantara kepada awak media menyatakan, makna para petani menampilkan berbagai hasil panen seperti pisang, singkong, terong, kacang panjang, padi dan lain sebagainya, merupakan sebuah bukti perubahan, dimana di kawasan yang tadinya hanya merupakan perkebunan coklat saat ini telah berganti menghasilkan berbagai hasil bumi.

Baca Juga: Petani Jampangtengah Perjuangkan HGU eks PT Bumiloka Momentum Hari Tani Nasional 2024

"Perkembangan ketahanan pangan Jampangtengah setelah lahan perkebunan digarap masyarakat petani, alhamdulillah sudah banyak perubahan, ini adalah salahsatunya simbolnya," ungkap Jayana Nusantara, Kamis (26/09).

Lebih jauh menurut Jayana, hasil panen pertanian masyarakat berpengaruh kepada roda perekonomian warga yang menggantungkan hidupnya dari berdagang sembako atau perputaran ekonomi hasil pertanian masyarakat.

"Kemajuan ekonomi masyarakat Jampangtengah bisa dilihat dari kemajuan pasar . Dulunya pasar Jampangtengah hanya buka seminggu sekali setiap sabtu, sekarang bisa tiap hari berjualan berkat kemajuan ekonomi masyarakat yang mayoritas petani, inilah salah satu kemandirian pengembangan petani," jelas Jayana.

Baca Juga: Jalan Pelabuhan II Sukabumi Diblokade Petani Demo DPTR Kabupaten Sukabumi

Namun Jayana mengaku was-was jika nantinya lahan pertanian ini kembali ke komoditas perkebunan.

"Kami para petani merasa khawatir andai kata lahan ini kembali ke perkebunan maka bisa terjadi kesulitan ekonomi petani Jampangtengah," tukasnya.

"Bilamana hal ini terjadi dipastikan akan berdampak diantaranya kekurangan pangan serta hilangnya mata pencaharian yang disini mayoritas  statusnya petani. Jadi persoalannya jangan sampai petani ada tapi lahannya tidak ada," sambung Jayana.

Baca Juga: Kurang Optimal Panen Cabai Petani Sukabumi Banting Stir Tanam Pepaya California

Dijelaskan Jayana, saat ini beberapa masalah tengah dihadapi warga petani penggarap PT AKB yang berdomisili di wilayah desa Sindangresmi.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X