Mencari solusi terkait kebutuhan lowongan kerja ditengah masa Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024, Sudarno menekankan, peran APINDO inisiasi diskusi publik ketenagakerjaan ini sebagai bentuk upaya memberi masukan kepada pemerintah daerah saat ini maupun yang nantinya menjabat kepala daerah dapat memprioritaskan bagaimana mengurangi angka pengangguran di kabupaten Sukabumi.
"Kami inginkan jalinan sinergitas serta komitmen menjaga keberlangsungan sektor industri yang masih ada apalagi syukur-syukur bila bisa mendatangkan investasi yang baru di kabupaten Sukabumi," tegas Sudarno.
Baca Juga: Ancaman Gempa Megathrust dan Sesar Cimandiri di Sukabumi, Potensi SAR Menggelar CSSR
Solusi APINDO Atasi Pengangguran di Sukabumi
Sebagai solusi bagi pemerintah daerah untuk mengatasi pengangguran di Sukabumi khususnya, Sudarno sodorkan beberapa hal.
"Pertama, kalau memang masih menjadikan sektor usaha dan industri formil sebagai sarana penyerapan tenaga kerja, tolong pengusaha yang masih ada agar dijaga keberlangsungannya oleh pemerintah," tukasnya.
"Caranya bagaimana, berikanlah perlindungan artinya kepastian hukum, jangan membuat kebijakan, keputusan atau rekomendasi yang menyimpang dari aturan hukum itu sendiri, sehingga berdampak tidak ada kepastian hukum bagi pengusaha untuk menjalankan usahanya," jelas Sudarno lagi.
Baca Juga: Serat Emas Bangladesh Bernilai Miliaran Dolar di Tengah Bayang-Bayang Krisis Rohingya
Hal penting yang juga harus dilakukan, adalah sinergitas Pengusaha, Pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kondusifitas, keamanan, sehingga tercipta iklim usaha yang baik.
"Kami berharap jangan ada intervensi ke pengusaha, wujudkan kondusifitas lingkungan usaha yang tenang, ketentraman selama menjalankan aktivitas usahanya agar bisa mengurangi tingkat angka pengangguran yang sangat besar di kabupaten Sukabumi." pungkas Sudarno Rais Ketua APINDO Kabupaten Sukabumi.
Di tempat yang sama, Sekretaris Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Suhendar merespon positif diskusi publik dengan pembahasan angka pengangguran di Sukabumi.
Baca Juga: Forbes The Global 2000 Nobatkan BRI Sebagai Perusahaan Teratas di Indonesia
Menurut Dia, berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan hingga September 2024 tingkat pengangguran dan atau pencari kerja mencapai 7.32 persen atau 24 ribu orang.
"Selama dua tahun setelah adanya Covid-19 lalu krisis global dunia memang ada beberapa perusahaan padat karya menghilang, termasuk partisipasi angkatan kerja semakin menurun, sedangkan di tahun yang sama tidak terdapat perusahaan baru yang terdaftar ke Disnakertrans," jelas Suhendar.
Artikel Terkait
UMK 2024 Naik Tidak Sesuai Harapan Buruh Ancam Demo Lumpuhkan Bandung
Serat Emas Bangladesh Bernilai Miliaran Dolar di Tengah Bayang-Bayang Krisis Rohingya
BRI Bawa Inovasi dan Pengalaman Transformasi Digital di Gelaran Product Development Conference 2024
Perjalanan Transformasi Digital Bersama BRI di Product Development Conference 2024
Perusahaan Platform Digital TikTok dan Meta Siap Berkolaborasi Dukung Iklim Jurnalisme Berkualitas