TatarMedia.ID – Salah satu program KUR atau Kredit Usaha Rakyat oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk secara data telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp158,60 triliun kepada 3,4 juta debitur hingga akhir Oktober 2024.
Tak hanya menyalurkan KUR, perseroan juga terus mendorong graduasi (naik kelas) pelaku UMKM.
Hal tersebut dikuatkan oleh keterangan dari Direktur Bisnis Mikro BRI Supari, yang mengusulkan skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tahun depan dibagi menjadi dua, yakni mendorong inklusivitas dan graduasi pelaku UMKM.
Baca Juga: Kisah Sukses Petani Alpukat Akhirnya Panen Hingga 2 Ton Sehari dengan BRI Klasterku Hidupku
Skema berbeda penting untuk dijalankan mengingat adanya perbedaan kualifikasi penerima kredit bersubsidi dari pemerintah.
"KUR harus mulai berbeda skemanya. Menurut saya ada dua skema, yakni dalam rangka inklusi dan dalam rangka menyiapkan graduasi atau pregraduasi," jelas Supari dalam diskusi bertajuk Menuju Satu Dekade KUR untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional melalui Pembiayaan Usaha Produktif, di Jakarta (13/11).
Berdasarkan pengalaman BRI dalam menyalurkan KUR, lanjut Supari, plafon KUR Mikro yang saat ini dipatok maksimal Rp100 juta kerap tak terserap habis oleh debitur.
Mayoritas peminjam KUR Mikro menarik pinjaman di kisaran Rp30 juta hingga Rp40 juta.
"Kalau dalam kerangka inklusi, agar yang mengakses semakin banyak, plafonnya sampai Rp50 juta saja. Selebihnya seperti apa? Kita siapkan KUR untuk pre-graduasi," terangnya.
Baca Juga: KPR BRI Property Expo 2024 di PIK 2 Tawarkan Promo dan Berbagai Keuntungan Maksimal
Kriteria pelaku UMKM yang masuk dalam fase pre-graduasi (menuju naik kelas) dapat dilihat melalui kelancaran kredit. Jika pelaku UMKM menarik pinjaman bisa mengakses hingga Rp70 juta dan berlangsung hingga 4 siklus pinjaman, pelaku usaha itu dipandang layak untuk naik kelas.
"Kalau KUR plafon di bawah Rp50 juta itu bisa mengakses sampai dengan Rp70 juta dan stay selama 3-4 siklus, dia sudah siap ke kredit komersial," ujarnya.
Merujuk pada data kajian yang dilakukan BRI dan BRIN, KUR menaikkan rata-rata pendapatan debitur sebesar 32%-50%. Kemudian KUR juga mampu meningkatkan keuntungan sekitar 34%-38%. Debitur KUR juga menghadapi peningkatan pengeluaran melalui angsuran KUR dan biaya teknis lainnya.
Namun demikian, keterampilan teknis dapat mendorong efisiensi biaya. Di samping itu, pelaku usaha yang mendapatkan KUR cenderung memiliki tenaga kerja 28% lebih banyak ketimbang non debitur KUR.
Artikel Terkait
Berhasil Turunkan Rasio Kredit Macet, Dirut BRI Paparkan Strategi Tingkatkan Kualitas Aset
Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Tembus 764,8 Triliun Rupiah, Komitmen BRI Menuju Ekonomi Hijau
BRI Blokir Lebih dari 3 Ribu Rekening Guna Perangi Judi Online
BRI Hadirkan Kemudahan Investasi Sukuk Tabungan ST013 Melalui BRImo
BRI Peduli Berdayakan Eks Pekerja Migran dengan Bekali Keterampilan dan Pengetahuan
KPR BRI Property Expo 2024 di PIK 2 Tawarkan Promo dan Berbagai Keuntungan Maksimal
Hutan Bekas Tambang di Bogor Berhasil Pulih, Kerja Nyata KTH Bekerjasama Dengan BRI Menanam-Grow & Green
BRI Kembali Menggelar Bazar UMKM BRILiaN Dorong Kemajuan UMKM
BRIAPI Inovasi BRI yang Sabet Penghargaan Bergengsi di Global Banking Awards 2024
Kisah Sukses Petani Alpukat Akhirnya Panen Hingga 2 Ton Sehari dengan BRI Klasterku Hidupku