TatarMedia.ID — Banjir rob akibat gelombang pasang air laut melanda Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Jumat (13/12) sekitar pukul 04.30 WIB.
Peristiwa ini merendam wilayah Kecamatan Kandanghaur dan Kecamatan Cantigi, menyebabkan kerusakan parah pada rumah, lahan pertanian, serta mengganggu kehidupan ribuan warga.
Ribuan rumah di tiga desa, yaitu Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, dan Desa Kertawinangun, terendam air dengan kedalaman mencapai 30 cm hingga 1,10 meter.
Selain permukiman, banjir juga merendam lahan sawah produktif di Desa Bulak seluas 100 hektare akibat jebolnya tanggul Sungai Bendo. Tanggul tersebut mengalami kerusakan di pintu saluran pembuangan yang tidak berfungsi optimal, sehingga menyebabkan air rob meluap.
Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 4.354 kepala keluarga (KK) terdampak. Rinciannya, 2.854 KK berada di Kecamatan Kandanghaur dan 1.500 KK di Kecamatan Cantigi. Di Kecamatan Kandanghaur, Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon mengalami dampak terparah dengan lebih dari 2.300 rumah tergenang. Di Kecamatan Cantigi, desa-desa seperti Cemara dan Cangkring juga mencatat kerusakan signifikan.
"Banjir rob yang melanda Kabupaten Indramayu telah berdampak pada ribuan rumah dan lahan produktif warga. Hingga kini, kami terus memantau situasi serta melakukan upaya tanggap darurat bersama pihak terkait," ujar Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, dalam keterangannya.
Langkah Penanganan dan Bantuan Banjir Rob Indramayu
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu bersama dinas terkait telah menyalurkan bantuan logistik, termasuk mi instan, air mineral, biskuit, dan beras, untuk masyarakat terdampak.
Hingga kini, 93 kepala keluarga dari Desa Eretan Kulon yang rumahnya mengalami kerusakan berat tengah diproses untuk relokasi ke Desa Kertawinangun, dengan tahap pengurugan lahan telah dilakukan.
Baca Juga: Antisipasi Banjir Akibat Bencana Hidrometeorologi, Siapkan 5 Perlengkapan Darurat Ini
Pemerintah Kabupaten Indramayu telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi dari 25 November hingga 31 Mei 2025.
Status ini memungkinkan pemerintah daerah untuk lebih sigap dalam menangani bencana terkait cuaca ekstrem, seperti banjir rob yang sedang berlangsung.
Artikel Terkait
Mengenal Lebih Dekat Sosok Gus Miftah, Pendakwah yang Ramai Jadi Sorotan
Perbandingan Emil Audero dan Maarten Paes, Menakar Skill Calon Penjaga Gawang Diaspora untuk Kekuatan Timnas Garuda
Promedia Dorong Inovasi Media Digital, MIND ID Mediapreneur Talks Palembang : Ekosistem Digital yang Adil Jadi Sorotan
Rektor UMMI Tantang Semua Prodi Kirimkan Proposal Program Hibah Kemanusiaan Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Sukabumi Bersama PWI Sukabumi Perkuat Sinergi untuk Pendidikan dan Pengabdian
Mengenal 9 Alat Jahit Dasar dan Fungsinya untuk Pemula yang Ingin Belajar Menjahit
Langkah Mudah Meningkatkan Vokal dan Teknik Bernyanyi Agar Merdu
5 Cara Menjaga Kesehatan Suara Ala Indra Aziz, Pemula Harus Tahu!
3 Kasus Korupsi Terkini, Harvey Moeis Bingung dengan Uang Korupsi, Tom Lembong Hingga Ketua Koni Gianyar yang Dituding Rugikan Negara
Curah Hujan Tinggi Akibatkan Banjir Bandang Tapanuli Selatan: 495 Rumah Terdampak, 250 Keluarga Mengungsi