Biaya Haji 2025 Resmi Turun, Dukungan Arab Saudi Turut Berperan

TatarMedia.ID – Pemerintah Indonesia kembali mengupayakan penurunan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) untuk tahun 2025.

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, mengumumkan bahwa biaya haji yang sebelumnya diusulkan sebesar Rp65 juta kini ditetapkan menjadi Rp55,5 juta.

"Ongkos naik haji yang turun sedang dihitung agar bisa diturunkan lagi," ungkap Budi Gunawan dalam acara pembukaan Muktamar ke VI Partai Bulan Bintang (PBB) di Denpasar, Bali, Senin (13/1/2025).

Baca Juga: Evaluasi dan Testimoni Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024 Kabupaten Sukabumi

Penurunan biaya ini merupakan salah satu langkah pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya calon jemaah haji.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, mengungkapkan bahwa rata-rata Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 telah disepakati sebesar Rp89.410.258,79 dalam rapat bersama Komisi VIII DPR.

Dengan penurunan sebesar Rp4 juta dibandingkan tahun 2024, BPIH yang tahun lalu mencapai Rp93.410.286 kini lebih ringan.

Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Dibuka Mulai 17 Januari, Catat Syarat dan Programnya

Hal ini berdampak langsung pada Bipih yang harus dibayar calon jemaah, yakni Rp55,5 juta, jauh lebih terjangkau dibandingkan tahun sebelumnya.

Hilman Latief juga menjelaskan bahwa penggunaan nilai manfaat dari setoran awal jemaah turut mengalami penyesuaian.

Rata-rata penggunaan nilai manfaat tahun ini mencapai Rp33.978.508,01, turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp37.364.114,40.

Baca Juga: ART di Sukabumi Ditangkap! Curi Perhiasan Majikan Senilai 750 Juta

Penyesuaian ini menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan dana haji, yang bertujuan meringankan beban jemaah tanpa mengurangi kualitas layanan.

Dukungan Arab Saudi untuk Efisiensi Biaya Haji

Pemerintah Arab Saudi juga memberikan dukungan dalam menekan biaya haji. Menurut Budi Gunawan, adanya area khusus untuk jemaah Indonesia di Tanah Suci dapat membantu meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan biaya penampungan.