TatarMedia.ID - Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Astin dan Sumini, dengan kakak dan adik perempuan.
Ibu Marsinah meninggal ketika ia baru berusia tiga tahun, sehingga dirinya kemudian diasuh oleh neneknya, Paerah, bersama paman dan bibinya.
Pada tahun 1989, Marsinah meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke Surabaya untuk mencari pekerjaan. Ia sempat bekerja di sebuah pabrik plastik di kawasan industri Rungkut, Surabaya, namun karena penghasilan kecil, ia juga menjual nasi bungkus sebagai pekerjaan tambahan.
Baca Juga: Sejarah dan Makna Hari Pahlawan 10 November serta Relevansinya di Era 2025
Kemudian, Marsinah pindah ke pabrik arloji PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo, di sinilah ia mulai aktivitasnya sebagai pekerja dan buruh yang kemudian aktif memperjuangkan hak‑hak pekerja.
Di CPS, Marsinah aktif dalam organisasi buruh, yakni Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja pabrik tersebut. Ia dikenal vokal memperjuangkan kesejahteraan buruh, termasuk keberanian meminta kenaikan upah pokok, setelah pemerintah provinsi Jawa Timur mengimbau pengusaha untuk menaikkan gaji pokok sebesar 20 persen.
Aksi mogok dan penuntutan yang ikut diorganisir Marsinah membuat situasi semakin tegang. Pada awal Mei 1993, ia ikut merencanakan unjuk rasa bersama buruh lainnya di sekitar Sidoarjo.
Baca Juga: Mengenal Aleta Molly, Penyanyi Keturunan Pahlawan Nasional Cut Nyak Meutia
Sayangnya, Marsinah kemudian diculik dan ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan, yang kemudian menjadi simbol perjuangan buruh dan pengingat atas kondisi hak pekerja yang rentan di masa lalu.
Pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 1 Mei 2025 di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menyatakan dukungannya terhadap usulan agar Marsinah dijadikan Pahlawan Nasional dari kalangan buruh.
Organisasi buruh memang menyoroti bahwa hingga saat ini belum ada tokoh buruh yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional, sehingga Marsinah menjadi calon simbolik perjuangan pekerja.
Baca Juga: Resmi Jadi Tersangka, Roy Suryo Angkat Bicara Soal Kasus Ijazah Jokowi
Menurut pihak pemerintah dan aktivis, Marsinah tidak hanya mewakili buruh secara umum, tetapi juga sebagai perempuan pekerja yang berani bersuara melawan ketidakadilan dan memperjuangkan hak‑hak secara nyata.
Artikel Terkait
Resmi Jadi Tersangka, Roy Suryo Angkat Bicara Soal Kasus Ijazah Jokowi
Tayang 2026, Ini Keseruan Film Biopik Michael Jackson yang Dibintangi Jaafar Jackson
Sebelum Pergi, Ini Kata-kata Terakhir Antasari Azhar
Suzuki Perkenalkan Satria F150 Terbaru di RI, Harga Kompetitif Rp31 Juta
Suzuki Satria Pro vs Satria F150: Ini Perbedaan Utamanya
Kronologi Misteri Hilangnya Bilqis, Bocah 4 Tahun dari Makassar Ditemukan Selamat di Jambi
Sejarah dan Makna Hari Pahlawan 10 November serta Relevansinya di Era 2025