TatarMedia.ID - Gunung Anak Krakatau yang terletak di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, dalam beberapa waktu terakhir menyemburkan abu vulkanik.
Data yang berhasil dihimpun TatarMedia.ID, sejak Minggu (26/11) hingga Selasa (28/11) Gunung Anak Krakatau (GAK) telah mengalami erupsi sebanyak 19 kali.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geology (PVMBG) Dr. Ir. Hendra Gunawan.
Baca Juga: Kesaksian Anak Korban Angkutan Truk Gas CNG di Cibadak Sukabumi, Murni Kesalahan Manusia!
"Telah 19 kali lebih letusan, rekomendasi agar masyarakat maupun pengunjung tidak memasuki radius 5 km dari pusat erupsi," terang Hendra kepada TatarMedia.ID, Selasa (28/11).
Disinggung terkait dampak letusan Anak Krakatau apakah berpotensi menyebabkan Tsunami ke wilayah sekitar Gunung api baik ke pulau Jawa ataupun Lampung, Hendra Gunawan angkat suara.
"Untuk saat ini belum ada potensi tsunami, karena yang pertama letusan masih relatif kecil (akibat sumber dangkal), kemudian tubuh gunung anak krakatau masih relatif kecil," jelas Hendra.
Baca Juga: Pelaku Hipnotis Gasak Perhiasan Uang dan Handphone 3 Korban di Sukabumi
Namun demikian saat ini PVMBG telah tetapkan status Gunung Anak Krakatau di level III siaga.
Hendra menyebut potensi lontaran material dari perut Gunung Anak Krakatau berada pada radius 5 kilometer, sehingga pada radius itu dihimbau untuk tidak ada aktivitas.
"Potensi bahaya kedepan adalah bahaya lontaran letusan dalam radius 5 km. Di luar itu masih aman," ungkap Hendra.
Baca Juga: Kondisi Pengendara Mobil Suzuki Grand Vitara Diantara Ledakan Gas CNG di Cibadak Sukabumi
"Masyarakat diimbau tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif." pungkasnya.(*)