Pasalnya letusan dan abu vulkanik secara periodik terus terjadi sementara sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abu vulkanik tidak tetap.
Erupsi juga terjadi pada Gunung Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: Pernah Jadi Primadona Wisata di Sukabumi, Ini Jawaban Kapan Gunung Sunda Sukabumi Kembali Dibuka
Petugas Pos Pantau Gunung Ili Lewotolok, Fajaruddin Balido, menyebut Gunung Api ini erupsi pukul 12.42 WITA. Dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih m 400 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 36.6 mm dan durasi 54 detik.
Gunung Ili Lewotolok berada pada tingkat aktivitas Level II Waspada, Masyarakat maupun pengunjung dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Baca Juga: Tidak Hanya Udang, Keunikan Terpendam Cirebon yang Jarang Terungkap
Khusus bagi masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona untuk selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah Gunung Ili Lewotolok.
Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iain yang disebabkan abu vulkanik, masyarakat menyiapkan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi Ribuan Warga Mengungsi
"Untuk masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan." pungkasnya.(*)