TatarMedia.ID - Monitoring Gempabumi Sumedang dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak 31 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi setidaknya 23 kali gempabumi.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami pada BMKG, Dr. Daryono, dalam keterangannya menjelaskan, dari serangkaian gempabumi yang terjadi, gempa berkekuatan M 4,8 merupakan Gempa utama yang merusak.
Baca Juga: 5 Fakta Gempabumi Sumedang Hasil Analisa BMKG
Selanjutnya sebanyak 20 kali gempa dengan kekuatan berkisar M 1,4 hingga M 4,5 merupakan gempabumi susulan yang tidak merusak.
Hasil analisis BMKG menunjukkan jika episenter rangkaian gempa yang terjadi berlokasi di darat tepat di Kota Sumedang.
"Hasil monitoring BMKG dapat kami sampaikan bahwa aktivitas gempabumi yang terjadi di Sumedang secara umum tren magnitudonya semakin mengecil secara fluktuatif dengan frekuensi kejadian gempa yang semakin jarang terjadi," ungkap Daryono, Jumat (19/01).
Baca Juga: Sumedang Rawan Gempa Beberapa Sesar Aktif dan Sesar Baru Penyebab Gempa Ditemukan BMKG
"Bahkan dalam 6 hari terakhir sejak tanggal 13 Januari 2024 hingga saat ini aktivitas gempa di Sumedang nihil (tidak terjadi). Ini menjadi petunjuk bahwa kondisi tektonik sumber gempa Sumedang semakin stabil untuk kemudian menuju aman kembali," sambung Daryono.
Masih kata Daryono, wilayah Jawa Barat merupakan kawasan aktif gempabumi tektonik.
Hal tersebut disebabkan karena wilayah Jawa Barat berdekatan dengan zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Samudra Hindia.
Baca Juga: Sumedang Kembali Diguncang Gempa BMKG Bentuk Tim Khusus Lakukan Hal Ini
Aktivitas gempabumi di Jawa Barat banyak diakibatkan oleh aktivitas pergerakan Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di zona subduksi dan patahan/sesar aktif di daratan.
Lebih jauh menurut Daryono, sumber gempa patahan (Sesar aktif) di Jawa Barat relatif banyak, tersebar mengelilingi Sumedang diantaranya adalah Sesar Cimandiri, Sesar Cugenang, Sesar Lembang, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Baribis, Sesar Cicalengka, Sesar Cileunyi-Tanjungsari, Sesar Tomo, Sesar Cipeles, dan beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.