Sehingga terhitung mulai 27 Februari 2024 Pukul 10.00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok dinaikkan dari Level III Siaga.
"Hingga saat ini erupsi letusan eksplosif masih tetap berlangsung dan menunjukkan peningkatan. Jangkauan lontaran lava (pijar) dominan masih di sekitar area kawah dan dapat menjangkau jarak sekitar 500 meter keluar dan kawah," terang Hendra, Selasa (27/02).
Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Pancaroba Bulan Maret - April
Tidak hanya itu, potensi ancaman bahaya dari lontaran lava/material pijar harus tetap diwaspadai yang sampai saat ini diperkirakan masih akan berada di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Lanjut kepala PVMBG, pada 15 Februari 2022 teramati aliran lava baru kedua arah, ke arah selatan dan tenggara sejauh 400 meter dari bibir kawah.
Kemudian pada tanggal 23 Februari 2024, aliran lava baru sudah mencapai jarak 1 km ke arah tenggara dan 600 meter ke arah selatan dan pada tanggal 26 Februari 2024, aliran lava ke arah Tenggara telah mencapai jarak sekitar 2 km dari bibir kawah.
Baca Juga: Oknum Kepsek CabuIi 10 Siswi SD di Sukabumi Terancam Diberhentikan PNS
"Selama periode 16 sampai 26 Februari 2024, terekam 98 kali gempa Letusan/Erupsi, 30 kali gempa Guguran, 2615 kali gempa Hembusan, 98 kali Tremor Non Harmonik, 54 kali Hybrid, 4 kali gempa Vulkanik Dangkal, 5 kali gempa Vulkanik Dalam 1 kali Tremor menerus, 4 kali gempa Tektonik Lokal, dan 3 kali gempa Tektonik Jauh," bebernya.
Dengan kondisi ini PVMBG keluarkan rekomendasi bagi masyarakat maupun pengunjung untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas.
"Bagi Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamakan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah G. Ili Lewotolok," jelasnya.
Baca Juga: Longsor di Luwu Sulawesi Selatan Timbun 15 Motor dan 2 Mobil 4 Korban Meninggal Dunia
Masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 4 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok serta mewaspadai potensi ancaman bahaya lainnya.
"Terutama masyarakat Desa Jontona agar diungsikan ke daerah yang lebih aman," jelasnya.
Sementara untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada dl sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.