Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Pancaroba Bulan Maret - April

Photo Author
- Minggu, 25 Februari 2024 | 23:57 WIB
Gambar ilustrasi cuaca ekstrem hujan dengan petir (Pixabay-Oimheidi)
Gambar ilustrasi cuaca ekstrem hujan dengan petir (Pixabay-Oimheidi)

TatarMedia.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada Maret - April 2024 mendatang.

Hal tersebut diungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (25/2/2024).

Menurut Dwikorita, selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es.

Baca Juga: Banten dan Jabar Diguncang Gempa Saat Ini Tercatat 12 Kali Gempa Susulan

Lebih jauh menurut Dia, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia.

Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.

Diterangkan Dwikorita, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Baca Juga: BMKG : Gempabumi Terkini Banten Cerminan Gempa Megathrust

Hal tersebut terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat atau petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuk awan CB seperti bunga kol, warna keabu-abuan dengan tepian yang jelas," papar Dwikorita.

Baca Juga: Fenomena Angin Puting Beliung Kembali Terjadi di Bandung Ini Penjelasan BMKG

Curah hujan lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Dwikorita imbau masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi pada BMKG, Guswanto mengatakan bahwa berdasarkan monitoring yang telah dilakukan BMKG, terdapat beberapa fenomena atmosfer terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat atau angin kencang di wilayah Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dian Syahputra Pasi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

5 Perlengkapan Darurat yang Harus Ada di Setiap Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 06:00 WIB
X