Diketahui pola angin di Sulawesi Tengah sejak tanggal 20 April 2024 terpantau bertiup dari arah Timur Laut - Timur dengan kecepatan antara 5-20 Km/jam.
Hal ini membuat gas beracun SO2 dari erupsi Gunung Ruang menjalar menuju Sulawesi Tengah.
Beberapa wilayah terpantau total kolom SO2 pekat. "Total Kolom" umumnya merujuk pada jumlah total suatu zat (biasanya gas atau partikel) di sepanjang kolom udara vertikal dari permukaan bumi hingga batas atas atmosfer.
Baca Juga: 2 Korban Meninggal Dunia Terseret Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru
Total kolom SO2 terpantau dari satelit Copernicus (Program Observasi Bumi milik Uni Eropa) menunjukan sebaran dari Sulawesi Utara (membawa polutan) mulai bergerak ke arah Barat Daya ke wilayah Sulawesi Tengah.
"Konsentrasi paling pekat terjadi pada tanggal 22 April 2024, dengan ketebalan kolom terpantau hingga 127 mg/m2. Dalam keadaan normal, kadar total kolom SO2 biasanya bervariasi pada rentang 0.5 - 2 mg/m2," jelas Solih.
Baca Juga: Gunung Ruang di Sulawesi Erupsi Berpotensi Memicu Tsunami
Prakiraan Sebaran 3 Hari Kedepan
Hasil monitoring SPAG Lore Lindu Bariri dampak sebaran SO2 bergerak menjauh dari Sulawesi Tengah menuju Barat Daya (Selat Makassar) menuju arah Barat.
Per hari Rabu (24 April 2024), total kolom SO2 terpantau 15 - 20 mg/m2 atau dalam kategori Sedang, dan berangsur membaik hingga 3 hari kedepan ke kondisi normal.
Pada Kamis (25/4) besok, diprediksi kisaran total kolom ozon pada rentang 2.5 - 4 mg/m2, dan hari Jumat (26/4) pada angka 1.5 - 2 mg/m2, sementara Sabtu (27/4) diprediksi pada angka 1.8 mg/m2.
Baca Juga: Gunung Ruang Mulai Mereda Saat Ini Level 3 Siaga
"Sebaran konsentrasi polutan di atmosfer merupakan fungsi dari angin. Proses pembersihan polutan dapat melalui 2 cara yaitu terbawa angin ke tempat lain atau melalui proses larutnya polutan dalam air hujan," ungkap Solih.
Namun ketika larut dalam air hujan, senyawa SO2 dapat terbentuk senyawa lain berupa Sulfat dan bersifat asam.