TatarMedia.ID - BMKG memastikan Gempa magnitudo 6,2 yang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, bukanlah Gempa Megathrust.
Hal itu diungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami pada BMKG, Daryono, menurutnya gempa ini terjadi akibat pecahnya batuan dalam lempeng Indo-Australia (intraslab earthquake).
"Gempa Selatan Jabar M 6,2 bukan gempa Megathrust yang berpusat di bidang kontak antar lempeng, tapi gempa ini dipicu pecahnya batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang menunjam/ tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jabar," jelas Daryono, Minggu (28/04)
Baca Juga: Gempa M6,2 Tadi Malam Merusak Rumah Fasilitas Umum di 13 Kecamatan Kabupaten Sukabumi
Menurut Daryono, Gempa ini populer disebut sebagai Intraslab Earthquake, yang merupakan bukti bahwa gempa selatan Jabar ini bukan gempa megathrust (di bidang kontak).
Sebelumnya, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa Barat diguncang gempa tektonik dengan magnitudo 6,2 pada pukul 23.29.47 WIB, Sabtu (27/04) tadi malam.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,39° LS dan 107,11° BT tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km.
Baca Juga: Gempa M 6,2 Berdampak di 9 Kota Kabupaten di Jawa Barat
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan jika gempa yang terjadi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault).
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya pada skala intensitas IV MMI, sementara di daerah Bandung dan Garut pada skala intensitas III-IV MMI.
Guncangan dirasakan di wilayah 1lppTangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Purwokerto pada skala intensitas III MMI dan daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang dengan skala intensitas II MMI.
Baca Juga: Gempa Terkini Guncang Jawa Barat Magnitudo 6,5
Meski terjadi di Laut, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami, meski demikian gempa ini dilaporkan merusak pada bangunan warga juga pasilitas umum di sejumlah daerah di Jawa Barat.
"Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3.1." sambung Daryono.