TatarMedia.ID - Status Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, turun dari level IV (Awas) ke level III (Siaga).
Turunnya status level Gunung Ibu dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Jumat (21/06/2024).
Kepala PVMBG, Hendra Gunawan, turunnya status Gunung Ibu disebabkan terjadinya penurunan aktivitas vulkanik pada Gunung Api itu.
Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Polewali Mandar Sulawesi Barat Terisolir
Dijelaskan Hendra, hasil pengamatan visual Gunung Ibu periode 1 hingga 20 Juni 2024 Gunung Api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih, kelabu, cokelat dan hitam dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 100-7.000 meter dari puncak.
Sementara itu, hasil pengamatan Instrumental Kegempaan selama periode 1 hingga 20 Juni 2024, rekaman didominasi oleh gempa Vulkanik Dangkal, Gempa Letusan, Gempa Hembusan, dan Gempa Tektonik Jauh yang masih terjadi setiap hari.
"Selama periode ini, terekam 52 kali gempa Letusan, 2 kali gempa Guguran, 1.351 kali gempa Hembusan, 192 kali gempa harmonik, 13 kali Tremor Non-Harmonik, 5 kali gempa Tornillo, 14.681 kali gempa Vulkanik Dangkal, 852 kali gempa Vulkanik Dalam, 27 kali gempa Tektonik Lokal, 1 kali gempa Terasa (Skala II MMI) dan 284 kali gempa Tektonik Jauh," jelas Hendra Gunawan, Jumat (21/06).
Baca Juga: 2 Jenazah Korban Tenggelam di Pantai Mon Ikeun, Lhoknga, Aceh Besar Berhasil Ditemukan
Hasil evaluasi pada 1 dan 2 Juni 2024, aktivitas visual dan kegempaan terutama Gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal masih relatif tinggi.
Terekam rentetan gempa dangkal yang intens yang mengindikasikan adanya peningkatan tekanan akibat migrasi magma kedalaman dangkal.
"Ketinggian kolom erupsi juga meningkat hingga mencapai 7.000 meter dari kawah puncak. Erupsi disertai lontaran lava pijar mencapai radius hingga sekitar 2 km dari bibir kawah, disertai suara gemuruh dan dentuman terdengar hingga ke Pos PGA Ibu," terang Hendra.
Baca Juga: 1000 Rumah Terendam Banjir di Nias Sumatera Utara
Masih kata Hendra, mulai 15 Juni 2024, jumlah kegempaan yang terekam dan tinggi kolom erupsi mulai menurun.
"Kejadian erupsi yang disertai dengan lontaran lava pijar juga mulai berkurang, dan jarak lontarannya juga semakin memendek yaitu dalam radius 1 km dari bibir kawah," sambung Dia.